Dugaan Risywah Konfercab NU, Bikin Gerah Nahdliyin Solo

Ketua Satgas Tim Penjaga Marwah NU, Gus Burhan

JATENGONLINE, SOLO – Setelah sebelumnya telah viral dan ramai diberitakan di sejumlah media adanya dugaan suap yang mencederai Konfercab PCNU Kota Surakarta.

Seperti juga di beritakan JO, https://jatengonline.com/2024/06/06/tim-penjaga-marwah-nu-cium-aroma-suap-saat-konfercab-nu-surakarta/

Hal ini cukup menjadi perbincangan di kalangan masyarakat luas khususnya warga Nahdliyin bahkan menuai pro dan kontra masalah persepsi apakah itu risywah suap atau bukan.

“Bahwa pertemuan pada 6 April 2024 malam hari di bulan Ramadan lalu itu benar-benar ada,” tegas Ketua Satgas Tim Penjaga Marwah NU Solo Gus Burhan, ditemui awak media. Rabu (12/6/2024)

Lebih lanjut dijelaskan Gus Burhan, pertemuan itu hanya dihadiri oleh Rois Syuriah berikut Ketua MWC NU se Surakarta kecuali Rois Syuriah Laweyan karena sakit, dan dihadiri Calon yang akan dijadikan Rois Syuriah PCNU Surakarta dan yang mengundang adalah calon incumbent Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta

“Itu artinya apa coba? dicatat ya hanya dihadiri.. dan itu juga bukan undangan rapat resmi PCNU dengan 5 MWC NU, lalu yang dibicarakan adalah persiapan pengkondisian Konfercab, lalu pulangnya di berikan Tas masing masing berisi uang 5 juta rupiah, maka sudah jelas jelas sangat wajar kami menduga bahwa itu adalah Risywah Suap untuk pengkondisian kemenangan KH Muhtarom sebagai Rois Syuriah dan HM Mashuri sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta,” kata Burhan.

Gus Burhan (coklat) didampingi Kyai Agus Sumarno Ponpes Dzarut Dzikir Joyotakan, Pasar Kliwon, Solo saat jumpa wartawan. Rabu (12/6/2024)

Sebelumnya dikonfirmasi terkait hal tersebut, Mashuri yang kembali terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PC NU Kota Surakarta mengaku tidak ingin banyak menanggapi tudingan tersebut.

“Konfercab sudah selesai, yang memimpin PBNU dan PWNU. Kalau ada duga dan praduga, prasangka dari kelompok nggak jelas nggak akan kami tanggapi. Itu kan hanya prasangka. Kami pasrahkan ke hielrarki di atas kami,” kata Burhan mengutip beberapa pemberitaan media.

Demi melihat jawaban tersebut di media , Gus Burhan berharap “Ya kalau temuan kami dianggap prasangka dan beda persepsi apakah itu suap atau bukan, ayo diadakan Mudzakaroh diadakan Batsul Masa’il atas kasus ini agar didapat suatu Fatwa hukum Agama yang jelas.

“Jangan tidak ditanggapi karena seorang Pimpinan apalagi Rois Syuriah dan Ketua NU adalah panutan umat harus memberikan contoh yang baik dalam segala hal hukum Agama. Kalau perlu kami Tim Penjaga Marwah NU mengajak debat terbuka atau Batsul Masail kepada para terduga penyuap dan penerima suap untuk memperjelas status hukum secara agama kejadian ini (risywah suap atau bukan) biar tidak dikatakan prasangka,” lanjut Burhan.

Hal ini sangat penting, tegasnya, karena akan menjadi acuan umat. Karena Rois Syuriah dan Ketua MWC NU adalah gambaran teladan pimpinan agama ( NU ) se-Kecamatan.

Menanggapi hal ini juga melalui pesan whatsapp yang diterimanya dari KH. Sofwan Fauzi selaku Rois Syuriah periode lalu menyampaikan, pada saat pembukaan Konfercab di depan semua hadirin saya sudah wanti- wanti menyampaikan bahwa NU didirikan oleh orang-orang mulia dengan tujuan mulia.

“Maka mari lakukan proses konferensi hari ini dengan cara yang mulia agar dapat mencapai hasil baik dan mulia pula,” ujarnya.

Jika pencapaian tujuan dengan cara yang mulia, maka semua dapat memperoleh berkah kemuliaan NU tersebut.

“Oleh karena itu, konfercab bukan ajang merebut jabatan dengan caracara yang tidak lazim di NU,” tegasnya.

Ditemui terpisah Ketua SC Panitia Konfercab, KH. Bagyo mengakui merasa kecolongan dengan adanya dugaan suap sehingga Konfercab PC NU Surakarta bisa dianggap cacat etika moral sehingga hasilnya pun juga cacat, bila dipaksakan dilantik akan meruntuhkan kepercayaan jamiiyyah atas pimpinannya NU di Surakarta.

“Dhawuhnya tidak akan dipercaya lagi, ceramahnya akan diabaikan karena tidak bisa memberikan teladan yang baik. Terus bagaimana nasib umat nantinya.” kata Burhan.

Setelah beredar pemberitaan di media, muncul beragam tanggapan dari Warga Nahdliyin maupun Pengurus MWC NU ditiap kecamatan menanggapi berita ini .

Dari hasil investigasi Tim Penjaga Marwah NU, salah satu pengurus MWC NU Pasar Kliwon yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku bangga dengan Rois Syuriah Pasar Kliwon Kyai Zainal Ashom yang pada 6 April malam itu merasa takut bagaimana nanti kalau pulang ditanya oleh KH Hasyim Asy’ari bila membawa pulang bingkisan tas berisi uang tersebut maka beliau memutuskan mengembalikan uang tersebut melalui Bendahara MWC NU Pasar Kliwon.

”Nah itu Kyai ku tenan,“ sebagaimana di sampaikan Burhan, warga nahdliyin tersebut.

Kyai Agus Sumarno Ponpes Dzarut Dzikir Joyotakan, Pasar Kliwon, Solo saat bertemu media, Rabu (12/6/2024)

Selanjutnya, MWC NU Pasar Kliwon mengadakan rapat pengurus menyikapi situasi pasca konfercab sbb:

1. Membuat surat ditandatangani ranting se-Pasar Kliwon secepatnya ditujukan ke PBNU untuk segera merespon menyelesaikan kasus di PCNU Solo/investigasi dan lain-lain.

2. Satu suara dalam menjawab kasus ini pada khalayak bahwa yang terlibat adalah oknum bukan lembaga/NU

3. Kasus bisa terespos media karena lambatnya respon dari pihak yg terkait kasus ini.

Sedangkan di MWC NU Laweyan dikabarkan bahwa sejak beberapa bulan lalu Rois Syuriah Laweyan KH. Agus Himawan sedang sakit sehingga tidak mengikuti perkembangan situasi Konfercab . Namun sangat disayangkan Ketua Tanfidziyah MWC Laweyan Ust. Rois Jazuli justru tidak menjalankan perintah Rois Syuriah KH. Agus Himawan dan amanat Ranting NU se- Laweyan untuk memilih calon Tanfidziyah yaitu H. Arif Anshori pada Konfercab PCNU Surakarta. Ust. Rois Jazuli justru memberikan suara MWC NU Laweyan kepada H. Mashuri.

“Berawal dari inilah, kemudian timbul adanya dugaan kuat oknum Ketua MWC NU Laweyan tersebut menerima Suap. Dan setelah menerima surat dari Tim Penjaga Mawah NU Solo , tanggal 27 Mei 2024 Ust. Rois Jazuli mengembalikan uang suap 5 Juta melalui bendahara MWC Laweyan,” terang Burhan.

Namun, berbeda halnya dengan MWC NU Serengan, pada Kamis (9/5/2024), TPM NU Solo menemui Ketua Tanfidziyah MWC NU Serengan Ustad Suyoto, menanyakan apakah benar menerima adanya risywah suap yang telah diberikan incumbent untuk nanti mengkondisikan Konfercab.

“Ustad Suyoto membantah adanya berita tersebut, ya sudah kami percaya saja. Belakangan terbongkar ternyata Ustad Suyoto menerima pemberian Uang tersebut yaitu Senin malam 13 Mei 2024 , TPM NU Solo bertabayun langsung kepada ketua Tanfidziyah MWC NU serengan ustad Suyoto dan Rois Syuriah MWC NU Serengan KH Suwardi. Kami menanyakan atas temuan kami dan tidak bisa dibantah lagi adanya pertemuan 6 April 2024 dan adanya bingkisan tas yang diduga adalah risywah suap. Beliau berdua mengakui benar adanya kejadian tersebut namun tetap membantah bahwa itu bukan riswah suap namun sedekah pribadi dari HM Mashuri syukuran hasil menjual tanah. Namun di akhir pembicaraan mengakui memang ada pengkondisian dan itu biasa dalam suatu pemilihan,” lanjutnya.

Masih menurut Burhan, bahwa Pengurus MWC NU Banjarsari pun juga melakukan rapat menanggapi tersiarnya kabar dugaan kasus suap ini. Rois Syuriah Kyai Mustaqim dan Ketua Tanfidziyah MWC NU Banjarsari Ust, Tito mengakui adanya pertemuan 6 april 2024 dan keduanya juga mengakui menerima uang namun mengatakan bahwa ini adalah sedekah pribadi HM Mashuri kepada pribadi Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWC NU Banjarsari. Para Pengurus MWC NU Banjarsari kabarnya sangat kecewa dengan jawaban ini, ungkap salah satu pengurus MWC NU Banjarsari yang mengikuti rapat tersebut.

Sedangkan MWC NU Jebres pada Ahad 12 Mei 2024 setelah Konfercab, Rois Suriah MWC NU Jebres KH. Khoirul Faidzin membenarkan menerima bingkisan tas dan benar ada di dalamnya uang 5 juta pada pertemuan 6 April 2024, hal ini disampaikan kepada Kyai Zainal Ashom yang merupakan guru ngaji kitab dari KH Khoirul Faidzin.

“Dan karena itu, kabarnya Kyai Zainal Ashom menyarankan kepada Rois Suriah MWC NU Jebres tersebut untuk mengembalikan uang suap tersebut melalui MWC walaupun dicicil. Adapun Ketua Tanfidziyah MWC NU Jebres Ust. Purwanto ( Gus Ipung ) dipastikan juga menerima uang, bahkan dikabarkan Gus Ipung ini yang aktif sebagai Tim Sukses HM Mashuri yang bertugas mempengaruhi MWC NU lainnya.

Menurut Tim penjaga Marwah NU Solo, adanya rentetan dari pengkondisian Konfercab PCNU Surakarta ini cukup serius bahkan tim mendapatkan juga temuan yang tidak kalah penting dari pertemuan 6 April 2024 itu.

“Bahkan kami juga mendengar dugaan bahwa beberapa bulan sebelumnya juga ada pemberian Bantuan Umrah Gratis dari lembaga Pemerintah Kota Surakarta yang seharusnya untuk Marbot Masjid namun

dialihkan bagi 5 Ketua Tanfidziyah MWC NU se Surakarta, pengalihan ini juga diduga digunakan sebagai bagian dari pengkondisian MWC NU untuk memenangkan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah yang dikemudian hari terpilih pada Konfercab PC NU 2024 .

“Namun berita Bantuan Umroh Gratis ini masih perlu kami dalami kebenarannya,” pungkasnya.

Adanya dugaan pemalsuan surat atau status sebagai marbot masjid tidak seperti yang seharusnya disyaratkan. (*/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *