JATENGONLINE, SUKOHARJO – Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK), dengan dukungan dari Indika Foundation, menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Pemuda Berbudaya Cinta Damai di Ballroom Meeting Hotel Sarila, Sukoharjo, Jawa Tengah. Acara yang berlangsung pada Kamis, 15 Agustus 2024, ini dihadiri oleh 50 pemuda dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Peserta yang hadir mencakup beragam latar belakang agama, pelajar dan mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan juga anak-anak mantan narapidana terorisme, menunjukkan semangat kebhinekaan dan keterlibatan aktif generasi muda dalam membangun budaya damai.
FGD ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran budaya damai di kalangan pemuda dan mendorong dialog lintas budaya sebagai upaya preventif terhadap konflik sosial. Dengan kehadiran pemuda-pemudi dari berbagai agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha, serta latar belakang mahasiswa dan pelajar, yang juga turut serta dihadiri oleh perwakilan organisasi kepemudaan serta putra-putri eks narapidana terorisme acara ini menjadi wadah penting untuk berbagi pandangan dan mencari solusi bersama demi terciptanya kehidupan yang harmonis di Sukoharjo.
Acara diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, yang semakin menguatkan rasa cinta tanah air dan persatuan. Tri Rohmadi, Dewan Pengawas Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK), dalam sambutannya menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam memelihara budaya damai di tengah masyarakat yang beragam.
“Pemuda adalah tulang punggung bangsa. Kita harus bisa menjadi agen perdamaian yang menyatukan, bukan memecah belah,” ujarnya.
Sesi utama diisi dengan penyampaian materi oleh Drs. YB Rushardjanto, yang lebih dikenal sebagai Ki Jantit Sanakala, seorang seniman dan budayawan peradaban. Dalam presentasinya, Ki Jantit menguraikan bagaimana budaya damai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Indonesia. Ia juga mengajak peserta untuk menggali kembali nilai-nilai lokal yang mendukung perdamaian dan kebersamaan.
“Dalam kearifan lokal kita, terdapat banyak pelajaran tentang harmoni yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua,” tegasnya.
Diskusi yang dipandu oleh Luthfi Ahmad Awaluddin, Koordinator Ikatan Pemuda Nusantara Korwil Jateng dan DI Yogyakarta, berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta terlibat aktif dalam forum diskusi, tanya jawab, dan presentasi hasil diskusi kelompok.
Paparan hasil diskusi menunjukkan antusiasme dan komitmen para peserta untuk terus mengkampanyekan budaya cinta damai di wilayah mereka masing-masing tanpa memandang latar belakang setiap peserta diskusi.
Dengan berakhirnya acara ini, LKLK berharap bahwa hasil dari FGD ini akan menjadi langkah awal untuk memperkuat peran pemuda sebagai pelopor budaya damai di Sukoharjo dan sekitarnya. (*/ian)