Mahasiswi KKN TIM II UNDIP 2023/2024 Gelar Praktik Pembuatan Perangkap Nyamuk DBD Menggunakan Larutan Fermentasi Gula Merah dan Ragi Instant Bersama Ibu-ibu Posyandu di Desa Cokro

Dokumentasi Bersama Ibu-ibu Posyandu Desa Cokro

JATENGONLINE, MAGELANG – Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024 menyelenggarakan edukasi dan praktik pembuatan perangkap nyamuk untuk pengendalian DBD bersama Ibu-ibu posyandu di Desa Cokro pada Rabu (14 Agustus 2024) di Balai Desa Cokro.

Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara, termasuk Indonesia, terutama selama musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat. Oleh karena itu, upaya untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti menjadi sangat penting. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah penggunaan perangkap nyamuk yang mudah dibuat dan ramah lingkungan.

Perangkap nyamuk adalah alat yang digunakan untuk menarik dan menangkap nyamuk dengan tujuan mengurangi populasi mereka. Prinsip dasar dari perangkap ini adalah meniru kondisi yang menarik bagi nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti tertarik pada aroma fermentasi yang dihasilkan oleh gula merah dan ragi instant. Larutan fermentasi ini menghasilkan larutan fementasi bioethanol dan gas karbon dioksida yang menghasilkan bau mirip dengan manusia, sehingga dapat menarik perhatian nyamuk untuk mendekat.

Dokumentasi Pelaksaan Kegiatan Edukasi dan Praktik Pembuatan Perangkap Nyamuk DBD

“Disini banyak nyamuk mba karena dekat dengan lahan persawahan dan perkebunan, takutnya kalo nyamuk DBD,” ujar Ibu Ida selaku sekretaris Desa Cokro. Edukasi dan praktik pembuatan perangkap nyamuk menggunakan larutan fermentasi gula merah dan ragi instant merupakan langkah inovatif dalam mengendalikan populasi nyamuk penyebab DBD.

Setelah pemberian edukasi dan praktik pembuatan perangkap nyamuk DBD ini, diharapkan para Ibu-ibu posyandu dapat mulai memiliki kesadaran terhadap penyakit DBD dan berupaya untuk mencegahnya. Pengendalian seperti ini perlu dikombinasikan dengan tindakan lain, seperti pemberantasan tempat-tempat persemaian nyamuk, agar dapat secara efektif meminimalkan risiko penyakit DBD di masyarakat. Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif dari masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman dari ancaman penyakit. (*)

*) Penulis : Fadila Fitriana Azati | S1 Biologi | UNDIP 2021

Dosen Pembimbing Lapangan : Heri Sugito, S.Si., M.Sc., F.Med, Adi Dinardinata, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Aulia Istiqomah, SST., M.T

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *