JATENGONLINE. SOLO – Universitas Tunas Pembangunan (UTP), Indonesia tampil sebagai juara umum pada penghargaan utama ‘International Highest Early Strength Eco-Green Concrete Cube Competition (i-hesegc) 2024’ di Politeknik Sultan Idris Shah (PSIS) pada Senin (30/09). Prestasi gemilang ini merupakan kebanggaan bagi Fakultas Teknik UTP Di kancah internasional.
Tim Rancang Bangun yang mewakili UTP pada kompetisi ini yaitu Muhammad Fauzi, Daffa Zaidan Alam Izzudin dan Yuliana Nurlinda. Tak tanggung-tanggung Tim Rancang Bangun berhasil meraih 2 Juara yaitu Juara 1 dan Juara Kategori Highest Early Strength Concrete Cube Award. Berkat keberhasilan ini tim rancang bangun membawa pulang uang tunai RM2,000, sebuah plakat, dan sertifikat.
Kompetisi tahunan ini menantang para peserta untuk merancang dan memproduksi beton berkinerja tinggi dengan mempertimbangkan kekuatan, ketahanan, serta aspek keberlanjutan lingkungan. Salah satu tim rancang bangun Yuliana Nurlinda mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi ini.
“Terima kasih UTP Surakarta dan Fakultas Teknik yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengikuti perlombaan International yang berlangsung di PSIS Malaysia. Perlombaan kali ini sangat berkesan karena kami bisa bertemu dengan banyak peserta dari negara lain, mengenal banyak budaya baru melalui acara malam kebudayaan, dan tentu saja bisa mengangkat nama UTP Surakarta bisa terdengar sampai ke negara tetangga. Kita sudah membuktikan bahwa UTP Surakarta Mampu bersaing di kancah internasional, UTP tidak sepele”, ungkap Yuliana.
Yuliana menjelaskan bahwa tantangan yang diberikan dalam kompetisi ini sangat ketat, namun dirinya dan tim sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan inovasi beton yang dikembangkan. Tim Rancang Bangun UTP berinovasi menggunakan abu batu untuk pengganti aggregat halus dan sica viscocrete sebagai additive.
“Keunggulan pemilihan material abu batu pada kompetisi kali ini yaitu dengan pemilihan limbah yang berasal dari stone crusher dapat mengatasi permasalahan penumpukan limbah industri, dan juga ukuran abu batu yang hampir sama dengan ukuran fine agregat pada umumnya yang menyebabkan abu batu cocok digunakan sebagai pengganti sebagin agregat halus”, jelas Yuliana.
Yuliana juga menambahkan bahwa sika viscocreate 1003 digunakan sebagai perkuatan umur beton pada 1 hari dikarenakan meningkatkan durrability dan water reduction sehingga cocok dengan tema kompetisi kali ini yaitu Highest Early Strenghth. Solusi ini dinilai memiliki potensi untuk diterapkan di sektor konstruksi global, khususnya di proyek-proyek yang membutuhkan material berkekuatan tinggi namun tetap ramah lingkungan. Yuliana berharap UTP selalu mendukung mahasiswanya yang mengikuti kompetisi diluar negeri.
“Semoga pihak Universitas terus mendukung mahasiswa mahasiswi yang ingin berjuang mengharumkan nama UTP di kancah internasional. Kita berhasil membuktikan UTP Surakarta bisa bersaing di kancah Internasional di bidang Teknik Sipil dengn memenangkan juara 1 kompetisi kali ini.”, imbuhnya.
Mengungguli pesaing-pesaing dari universitas terkemuka di Asia Tenggara. Tim rancang bangun yang diwakili oleh Yuliana dan tim ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkarya di bidang teknik dan konstruksi.
Rasyid Lathiif Amhudo, S.T., M.T salah satu dosen Teknik Sipil UTP yang mendampingi mahasiswa dalam komeptisi ini menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini. “Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa kami mampu bersaing di tingkat internasional dengan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat global. Kami akan terus mendukung pengembangan riset dan inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa kami agar mereka bisa terus berprestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia teknik sipil,” ujar Rasyid.
Kompetisi yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara Asia Tenggara ini merupakan ajang bergengsi di bidang konstruksi dan material, di mana tim rancang bangun UTP berhasil memperoleh nilai tertinggi dalam kategori beton dengan kuat tekan tertinggi di umur 1 hari yaitu 880 KN. Selain UTP keluar sebagai juara pertama, juara kedua menjadi milik ‘tuan rumah’ PSIS dan posisi ketiga ditempati Universiti Malaysia Perlis (UNIMAP). (*/ian)