Puspo Wardoyo Melalui Kalipepe Land Foundation Laksanakan Program Peduli Janda: Berdayakan Ribuan Janda Agar Mandiri. 

JATENGONLINE, BOYOLALI – Seorang janda kadangkala direndahkan statusnya oleh sebagian kalangan masyarakat.

Padahal, perlakuan buruk terhadap seorang janda menjadi salah satu larangan dalam Islam.

Dilain pihak, sebagian masyarakat terlalu berlebihan menilai status seorang wanita yang menjanda.

Masyarakat dipihak ini menilai, jika menikah seorang janda lebih utama dan membawa banyak berkah dan memudahkan mendapat rezeki.

Lalu, pandangan Islam sendiri dalam hal ini bagaimana?

Anjuran memuliakan janda, dijelaskan dalam beberapa kitab, termasuk dalam kitab Syarah Shahih Bukhari.

Tidak harus menikah seorang janda, membantu kebutuhannya pun sudah termasuk memuliakannya.

Memenuhi dan membantu kehidupan janda dan orang miskin sangat besar pahalanya, menurut Ibnu Batthal dalam Syarah Shahih Bukhari.

Seperti yang dilakukan dan disarankan oleh Founder Kalipepe Land sekaligus pengusaha kuliner terkenal, Puspo Wardoyo, salah satunya dengan mengadakan pelatihan bagi ribuan janda dari wilayah Solo Raya. Program ini dilakukan bertujuan untuk memberdayakan mereka agar dapat mandiri secara finansial serta meningkatkan kesejahteraan hidup bersama anak-anaknya.

Program yang dilaksanakan ini merupakan kelanjutan dari pemberian bantuan di awal beberapa waktu lalu usai melaksanakan pengajian bersama Gus Iqdam, para janda yang malam itu hadir, agar paginya kembali datang ke destinasi wisata edukasi Kalipepe Land.

Adapun pelatihan bisnis kuliner ini diberikan langsung oleh tim yang dibentuk oleh Puspo, pemilik usaha kuliner Ayam Bakar Wong Solo Group. Bahkan bagi para janda yang mengikuti pelatihan, bakal menerima bantuan modal dan lokasi usaha di sekitar area usaha milik Puspo Wardoyo.

Pelatihan ini bukan sekadar belajar memasak semata. Akan tetapi juga di ajarkan ajarkan bagaimana mengelola bisnis kuliner.

“Mereka kami ajari mengelola kuliner dengan baik, mulai dari manajemen, pemasaran, hingga menciptakan produk berkualitas, sesuai dengan kebutuhan pasar, ” kata Puspo Wardoyo kepada wartawan usai acara berlangsung di Hasna Resto area Kalipepe Land, Kabupaten Boyolali. Selasa (15/11/2024).

Program ini berlangsung berkelanjutan, kata Puspo lebih lanjut, yakni dengan rencana pelatihan yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Meskipun ada 1.500 janda yang mendaftar, hingga kini baru sekitar 200 orang yang bisa diikutsertakan dalam pelatihan pertama. Targetnya, program ini akan membantu 5.000 janda agar bisa mandiri secara ekonomi.

“Masih banyak janda yang kesejahteraannya kurang mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. Melalui gerakan Peduli Janda ini, mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung para janda agar memiliki kesempatan hidup yang lebih baik.” ajak Puspowardoyo.

Puspo kembali mengajak siapa saja untuk ikut peduli, dan bisa dalam bentuk bantuan untuk pendidikan anak-anaknya, atau jika ada yang ingin menjalin hubungan serius dengan para janda yang membutuhkan pendamping hidup, siapa tahu ada yang berjodoh, untuk menikahinya.

“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah, terutama Dinas Sosial, demi kesuksesan gerakan Peduli Janda ini.” pungkasnya.

Orang yang berusaha memenuhi kebutuhan janda dan orang miskin, pahalanya seperti mujahid fi Sabilillah atau seperti orang yang rajin puasa di siang hari dan rajin tahajud di malam hari. (HR. Bukhari dan Muslim).

Anjuran dari Hadis di atas, yakni menekankan untuk memenuhi kebutuhan janda.

Utamanya, bagi janda tua yang memiliki keluarga, bisa memenuhi kebutuhannya.

Yang dimaksud “berusaha memenuhi nafkah” artinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan nafkah janda. (*/ian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *