JATENGONLINE, SOLO – Difinisi sukses sebagaimana dalam Al Quran yakni “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan Janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qoshos: 77)
Sementara Peluang Sukses dalam Islam sebagaimana dalam hadits Rasulullah adalah “Apabila anak adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara: Shodaqoh Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak sholeh yang mendoakan orang tua”. (HR. Muslim no. 1631)
Merupakan materi utama Pengajian Rutin Husnul Khotimah di Kampus STIE Surakarta, tausyiah di sampaika oleh Drs. Wasono Nurhadi Pimpinan Pondok Makaryo Solo Raya, Sabtu (7/12/2024)
Disampaikan dalam paparannya bahwa “Waktu satu hari di akhirat sana dengan seribu tahun didunia” (QS. Al-Hajj, 47) dan “Satu hari di akhirat sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia” (QS. Ma’arij,4).
Di ibaratkan, kata Wasono, di alam akhirat manusia akan memetik hasilnya, sementara bercocok tanamnya di saat ini ketika di dunia.
“Jika kita menanam sesuatu yang tidak baik, akan di petik hasilnya yang tidak baik pula di alam akhirat kelak yaitu berupa hukuman dari Allah Swt.” jelasnya.
Sebaliknya, jika yang ditanam oleh manusia sesuatu yang baik, maka akan dipetik buah yang sanagt baik pula di akhirat dan malahan dilipatgandakan pula kebaikan itu oleh Allah Swt.
“Bercocok tanam” di sini bukan hanya ibadah sholat saja, melainkan segala bentuk aktifitas yang positif atau yang baik dengan tujuan mendapat ridho dari Allah, maka demikianlah Allah memandang perbuatan manusia memiliki segala amal di dunia tetapi memiliki nilai untuk di akhirat.
Contoh lain adalah orang yang bekerja keras mencari rezeki dan dimudahkan urusannya oleh Allah, maka jadilah manusia itu seorang yang kaya raya namun dia berniat hartanya untuk di jalan Allah.
Selain membantu keluarganya dia berniat membantu orang-orang sekitar, berderma, membangun masjid, dan lain-lain.
Namun sebaliknya ada orang yang bekerja mencari harta kekayaan, tapi hartanya hanya digunakan untuk maksiat dan tidak ingat kepada Allah, maka orang yang demikian akan mendapat buah di akhirat yaitu murkanya Allah berupa hukuman dari Allah di Akhirat. “Panasnya api neraka sama dengan panasnya didunia dilipat gandakan 70 kali lipat”
“Itulah yang di maksud dengan aktifitas di dunia memiliki nilai di akhirat,” tegasnya lagi.
Kesibukan urusan kerja di dunia namun tetap melibatkan Allah sebagai penguatan bekal di akhirat. Maka akan mendapatkan suatu kekayaan baik di dunia maupun di akhirat.
“Maka untuk itu jadilah insan yang dipilih Allah Swt, berusaha melatih diri untuk berbuat baik di dunia serta memperoleh kebaikan di alam akhirat.” pungkas Wasono.
Silaturrahmi melalui pengajian rutin yang diikuti ratusan anggotanya ini di akhiri dengan doa dan sarapan bersama, sebagai sarana guyup rukun dan kebersamaan. (*/ian)