JATENGONLINE, SOLO – Inklusi keuangan, yang mencakup akses yang lebih luas terhadap produk keuangan dan jasa perbankan, adalah kunci untuk menciptakan kesetaraan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Salah satu elemen penting dalam mendorong inklusi keuangan adalah peran koperasi.
Koperasi melalui prinsip-prinsip inklusif dan kolaboratif, memainkan peran vital dalam meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan keuangan, terutama di komunitas yang terpinggirkan atau kurang terlayani.
Inklusi keuangan merujuk pada upaya untuk memastikan bahwa individu dan komunitas memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke layanan keuangan seperti tabungan, pinjaman, asuransi, dan investasi.
Kementrian Keuangan melalui Koperasi Sekartaji Solo menyelenggarakan sosialisasi keuangan inklusif bagi anggota koperasi wanita.
Dipilihnya Koperasi Sekartaji Surakarta ini bukan tanpa alasan, karena selain aktivitas dan eksistensinya yang membanggakan telah mampu mengelola koperasi wanita berikut usaha yang dilakukannya signifikan terus berkembang.
Seperti pengembangan produk skincare yang dijalankannya perlahan tapi pasti Avanica Beauty Care semakin melebarkan sayap, dengan banyaknya agen reseller yang terus bergabung.
“Melalui program Smart Financial System yang kami lakukan terbukti mampu mensejahterakan anggota dan agen pemasaran yang bergabung dengan kita,” ujar Hj. Maria Ardi, Pembina Koperasi Sekartaji, ditemui di sela acara. Kamis (23/1/2025)
“Koperasi kita lahir pada tahun 2007. Jadi sekarang sudah 17 tahun. Sehingga ini dianggap menjadi satu koperasi yang sangat sehat dan berjalan baik,” imbuhnya.
Meskipun para anggotanya adalah para ibu-ibu semua, walaupun mungkin sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga. Namun koperasi ini tidak hanya melulu simpan pinjam semata, namun akan mempunyai terus inovasi dari tim.
“Jadi, satu kesungguhan kejujuran dari pengurus dan juga kekompakan anggota untuk punya komitmen, adalah strategi koperasi ini berjalan hingga kini.” imbuhnya.
Harapan dari penyelenggaraan sosialisasi yang disampaikan dari beberapa stakeholder ini, yakni adanya peningkatan yang jelas, karena dengan adanya Avanica Skincare ini yang biayanya tidak sedikit, sehingga perlu menggandeng beberapa stakeholder.
“Siapa tahu nanti ada yang menyangkut dan cocok dengan konsep kita, karena konsep kita bukan hanya jual-beli, namun menolong mereka yang kehilangan pekerjaan,” pungkas Hj. Maria.
Sementara Asisten Deputi Kementrian Keuangan Ri, Erdiriyo menyampaikan, bahwa koperasi merupakan model bisnis yang didasarkan pada keanggotaan dan keberlanjutan ekonomi komunitas. Mereka berfokus pada memperkuat masyarakat lokal dengan menyediakan akses terhadap sumber daya ekonomi yang dikelola secara kolektif.
“Berbeda dengan lembaga keuangan tradisional yang mungkin fokus pada profitabilitas, koperasi mendedikasikan diri untuk memperbaiki kualitas hidup anggotanya dan komunitas tempat mereka beroperasi.” jelas Erdiriyo.
Secara khusus, lanjutnya, koperasi berperan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan melalui beberapa cara, diantaranya Mengatasi Tantangan Aksesibilitas, Pendidikan Keuangan dan Literasi, Penyediaan Layanan yang Sesuai, Mendorong Kemandirian Ekonomi.
Koperasi tidak hanya memberikan akses keuangan, tetapi juga mempromosikan kemandirian ekonomi dengan membangun kapasitas anggotanya untuk mengelola dan mengembangkan usaha mereka sendiri. Ini berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja lokal dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tingkat komunitas.
Dalam upaya mencapai inklusi keuangan yang lebih luas dan berkelanjutan, peran koperasi sangatlah krusial. Melalui pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada komunitas, koperasi tidak hanya menyediakan akses terhadap layanan keuangan, tetapi juga membangun kapasitas ekonomi lokal dan mempromosikan kemandirian finansial anggotanya. (*/ian)