LIFESTYLENASIONALPOLITIKSOSOKWARTA JATENG

Mobil Esemka dan Kandungan Komponen Lokal?

JO, Solo – Mobil jenis SUV (Sport Utility Vehicle) warna hitam berplat AD 1 A, yang menjadi mobil dinas (mobdin) Wlikota Solo, menggusur mobdin sebelumnya sedan Toyota Camry.

Sementara kandungan lokal mobil tersebut, menurut Jokowi sapaan Walikota Solo, sekitar 80 persen. “Yang 20% sisanya impor,” ujarnya, dengan konsumsi bahan bakar berkisar 1:10.

Rencananya, karena masih dalam uji coba, termasuk proses uji kelaikan juga uji emisi, mobil tersebut akan terus dipakai berkegiatan. Sembari terus mendorong supaya mobil tersebut bisa diproduksi masal.

“Bila diproduksi massal harganya bisa Rp 95 juta. Dibanding dengan harga mobil sekarang hanya separonya,” ungkapnya. Dan kalau ijin kelaikan dan lainnya kelar, namun dan tak ada investor yang minat untuk produksi masal saya akan modali.

Mobil Kiat Esemka yang kini menjadi buah bibir memiliki mesin dengan kapasitas 1500 cc. yang kini terdapat di dua model mobil Esemka yakni SUV Rajawali dan double cabin Bima.

“Untuk mesin terinspirasi Mazda, kemudian kita modifikasi.” ujar Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Joko Sutrisno, Rabu lalu, di Jakarta.

Menurutnya, seluruh material pembuatan mesin ini memiliki kandungan komponen lokal yang proses pembuatannya dilakukan secara manual oleh siswa SMK. Staf pengajar teknik kendaraan ringan SMK Negeri 2 Surakarta Sriyono pernah mengungkapkan mesin ini mampu memproduksi 105 tenaga kuda pada putaran mesin 5.500 rpm.

Joko mengaku sudah mengkonfirmasi niatan untuk ‘mencontek’ mesin tersebut kepada pihak terkait dalam hal ini pemilik mesin. “Iya sudah ada, kami sudah lakukan (pembicaraan). Tapi sebenarnya kalau sudah jadi public domain itu boleh di copy. Tidak ada masalah,” jelasnya.

Mesin Esemka 1.5i ini sudah siap sebanyak 1.000 unit. Jika saja semua perizinan mobil sudah rampung, Esemka dapat segera masuk tahap produksi, tambah Joko beberapa waktu lalu.

Sebanyak 80 persen komponen dalam mobil ini merupakan kandungan lokal sementara 20 sisanya adalah impor. Untuk komponen yang masih impor seperti Electronic Control Unit (ECU), Electronic Fuel Injection (EFI), Automatic Window dan ring piston.

Untuk diketahui dalam penggarapan mobil nasional ini SMK bekerja sama dengan beberapa mitra industri seperti Nasional Motor, Kiat Motor, Mageda Karoseri, AIKA dan Pasindo.

Terkait dengan kandungan lokal bahwa mesin mobil Kiat Esemka diakui dibuat di kawasan industri cor logam Batur, Kecamatan Ceper, Klaten. Seandainya diproduksi secara massal membuka peluang usaha bagi pengusaha cor logam daerah setempat.

Ketua Koperasi Pengecoran Logam Batur Jaya Desa Tegalrejo, H Anas Yusuf Mahmudi, menampik hal tersebut, karena menurutnya pengusaha masih perlu belajar untuk membuat blok mesin. Dirinya tidak tahu blok mesin mobil itu dibuat oleh pengusaha Batur, Ceper.

‘’Tidak semua pengusaha disini bisa membuat blok mesin mobil, karena membutuhkan keterampilan yang tinggi, dan investasi yang besar,’’ katanya.

Sementara saat proses produksi massal tengah menunggu hasil rekomendasi dari Dirjen Perhubungan Darat terkait uji kelaikan jalan dan emisi. Sedang gambar bagan ataupun gambar teknik untuk mobil Kiat Esemka saat ini belum sempurna.

Karena secara keseluruhan tidak ada, hanya detil gambar komponen yang terpisah, mulai dari engine, sasis, bodi maupun interior.

Mobil Esemka ketika pertama kali dikenalkan ke publik sekitar 2009 lalu, mengusung mesin bekas dari mobil Timor. Namun SMKN 2 Surakarta menolak jika Esemka rakitan mereka menggunakan mesin yang sama dengan Timor. Meski diakui sangat berbeda dari Timor bahkan tidak ada hubungannya sama sekali.

Kordinator Pembelajaran Industri Kreatif di SMKN 2 Surakarta Dwi Budhi Martono mengatakan mobil Esemka sebagian kecil komponennya didatangkan dari Korea, dan Jepang dan China. Meski begitu komponen Esemka sudah 80 persen berbahan lokal.

“Esemka dan Timor berbeda. Walaupun ada beberapa komponen dari China, Korea dan Jepang,” kata Toto. “Untuk sasisnya dibuat di Magelang tepatnya di SMK Muh.2 Borobudur. Sedangkan ring seher, katup, altenator dari Jepang. Untuk sistem injeksi dari Korea,” tambahnya.

Jelas, Toto, untuk pengadaan tutup blok dan poros engkol dikerjakan di Batur, Ceper. Namun transmisi berikut kopelnya merek Fuday dan axle untuk penggerak Esemka sengaja didatangkan dari China. Bahkan bagian dashbord diimpor langsung dari China. Meskipun interiornya didesain di Kiat Motor Klaten.

Mobil panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm mampu menampung 7 orang karena  Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parking, hingga head unit CD player. – berbagai sumber/roi