BISNIS EKONOMIKRONIKALIFESTYLENASIONAL

Akulturasi Budaya itu, Ciamik !

JO, Solo – Kirab Grebeg Sudiro digelar Minggu (15/1/2012) sore, yakni satu dari sejumlah rangkaian Imlek yang menyedot banyak pengunjung. Sebanyak 2.000 peserta terlibat memeriahkan acara tersebut.

Selain tujuh gunungan utama yang berisi berbagai makanan khas, ada pula gunungan dari masing-masing RW di Kelurahan Sudiroprajan.

Dalam Grebeg, juga dibagikan sebanyak 4.000 kue keranjang kepada warga. Sementara untuk Sudiroprajan memang dikenal sebagai kampung sentra pembuatan kue khas yang hanya muncul sata imlek.

Adapun jumlah kue keranjang yang dibagikan ke masyarakat, lebih banyak dibandingkan kue keranjang tahun lalu yang hanya 2.562 kue. Selain itu 44 kelompok peserta akan meramaikan karnaval yang akan mengambil start dan finish di depan Pasar Gede.

Rombongan peserta kirab grebeg sudiro dilepas oleh Wakil Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo, mewakili Walikota yang berhalangan hadir, dengan kibasan bendera start di depan panggung para undangan. Rute grebeg yang dilalui adalah dari Pasar Gede – Jalan Jendral Sudirman – Jalan Mayor Sunaryo – Jalan Kapten Mulyadi – Jalan RE Martadinata –Jalan Cut Nyak Dien – Jalan Ir Juanda.

Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2012, Yunanto Nugroho mengatakan, jika sebelumnya, masih ada beberapa penari atau panitia yang memakai kaos, namun untuk Grebeg Sudiro ke-5 tahun ini semuanya lebih terkonsep.

“Grebeg Sudiro adalah agenda budaya kolaborasi yang digagas oleh etnis Tionghoa dan Jawa yang kemudian terjadi akulturasi budaya dengan dukungan penuh masyarakat kampung Sudiroprajan ,” kata Yunanto Nugroho, Ketua Panitia Grebeg Sudiro, dalam sambutannya. Minggu (15/1/2012).

Kirab Grebeg Sudiro menjadi tradisi warga kawasan Sudiroprajan, Solo, yang merupakan keturunan etnis Tionghoa menjelang perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Grebek rutin dilakukan setiap tahun setelah era reformasi dan selalu meriah oleh berbagai atraksi budaya. – ian