BISNIS EKONOMINASIONALSOSOK

2012, Kinerja Perbankan di Solo Membaik

JO, Solo – Kinerja perbankan secara umum untuk 64 Kantor Cabang Bank Umum dan 88 Kantor Pusat Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta pada Januari 2012 menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Pimpinan Kantor Bank Indonesia (KBI) Solo, Doni P. Joewono, indikator utama tercermin dari total aset, kredit atau pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).

Total aset perbankan pada Januari 2012 mencapai Rp37,58 triliun atau tumbuh 22,55% (yoy). “Pertumbuhan total aset perbankan terutama berasal dari meningkatnya DPK atau simpanan masyarakat yang mencapai Rp30,89 triliun atau tumbuh 24,99% (yoy),” terang Doni, di siaran pers nya Rabu (7/3/2012).

Dilihat menurut komponennya, simpanan masyarakat paling banyak adalah dalam bentuk tabungan yang mempunyai pangsa sebesar 51,46% dari DPK atau mencapai Rp15,89 triliun, kemudian disusul deposito dengan pangsa sebesar 35,09% atau sebesar Rp10,84 triliun dan terakhir adalah giro dengan pangsa sebesar 13,45% atau sebesar Rp4,15 triliun, imbuhnya.

Dengan pertumbuhan DPK yang cukup bagus, perbankan lebih leluasa dalam menyalurkan kreditnya. Outstanding kredit perbankan pada Januari 2012 mencapai Rp29,74 triliun atau tumbuh 21,96% (yoy). Dari jumlah kredit perbankan tersebut, sebesar 38,44% dari total kredit atau sebesar Rp11,43 triliun disalurkan kepada 387.464 debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kalangan UMKM yang sudah feasible namun belum bankable pun semakin mudah mengakses pembiayaan bank melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diprogramkan pemerintah. Outstanding KUR pada Januari 2012 mencapai Rp798,72 miliar atau tumbuh 89,95% (yoy) yang diberikan kepada 87.454 debitur.

Ditambahkan Doni, bahwa perkembangan DPK dan kredit yang cukup baik menunjukkan bahwa perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta sudah menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik. Pada Januari 2012 kredit investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 70,96% (yoy) menjadi Rp3,38 triliun, disusul kredit modal kerja yang tumbuh 17,77% (yoy) menjadi sebesar Rp17,52 triliun dan kredit konsumsi yang tumbuh 17,40% (yoy) menjadi sebesar Rp8,84 triliun.

Pertumbuhan kredit investasi tersebut antara lain disebabkan oleh kecenderungan penurunan suku bunga kredit investasi yang terjadi mulai tahun 2011, selain itu kegiatan ekonomi di Kota Surakarta sangat dinamis dan mempunyai prospek yang baik untuk berinvestasi bagi investor. Tingginya pertumbuhan kredit investasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indikator tingkat intermediasi perbankan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Januari 2012 sebesar 96,30% mengindikasikan bahwa hampir seluruh simpanan masyarakat pada perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Surakarta disalurkan dalam bentuk kredit/pembiayaan. Sementara itu, kualitas kredit juga tetap terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,96%. – tyo