Bank Jateng Refleksikan Visi & Misi Melalui Pentas Kethoprak
JO, Semarang – Dalam rangkaian peringatan Ulang Tahunnya yang ke 49, dan sebagai wujud kepedulian kepada para seniman yang mengabdikan dirinya pada kesenian ketoprak, Bank Jateng menggelar Pentas Ketoprak ”SumpahAmukti Palapa” di Gedung Kesenian Narto Sabdo Kompleks Taman Budaya Raden Saleh Semarang.
Pentas ketoprak tersebut mengambil setting Kerajaan Majapahit yang kala itu tengah dilanda Pemberontakan Sadheng, Pentas Ketoprak dimainkan oleh sejumlah pejabat Bank Jateng dengan didukung Seniman Generasi Muda Ngesti Pandowo. Direktur Utama Bank Jateng Hariyono berperan sebagai Patih Arya Tadah, sedangkan Raden Aditya Warman diperankan Oleh Direktur Umum Basuki Tri Hartono. sementara Maha Patih Gajah Mada diperankan Direktur Operasional Bambang Widyanto.
Gelak tawa pengunjung memenuhi aula dimana pentas berlangsung . Mereka tertawa karena menyaksikan aksi pelawak Mamiek dkk. Bukan itu saja, Gubernur dan Sekda serta sejumlah pejabat teras Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang turut menonton pagelaran ketoprak harus menahan tawa akibat beberapa pemeran lupa dialog dan sering salah ucap.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengapresiasi kepedulian Bank Jateng melalui pentas ketoprak. Dia menyatakan bahwa pentas itu menjadi bukti bahwa Bank Jateng mampu menempatkan diri sebagai bank-nya masyarakat Jawa Tengah.
Dirut Bank Jateng Hariyono berharap agar substansi cerita dalam lakon ketoprak itu dapat menjadi refleksi visi dan misi Bank Jateng serta implementasi BPD Regional Champion yang dicanangkan BPD seluruh Indonesia pada 2011, yaitu BPD menuju bank unggulan di daerah sendiri pada 2014.
Jalannya Pentas
Dikisahkan bahwa suasana mencekam menyelimuti Majapahit. Para petinggi kerajaan itu dibingungkan oleh aksi pemberontakan Keta dan Sadeng, ditambah keinginan Patih Aryatadah alias Mpu Krewes mengundurkan diri. Setelah Aryatadah benar-benar melepas jabatan, Gajah Mada pun ditunjuk sebagai pengganti.
Dia langsung diberi tugas memimpin penyerbuan ke Sadeng. Lewat perang besar yang dikenal dengan nama Perang Brubuh, Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukkan. Meski Majapahit menang, masih ada masalah, yakni perselisihan antara Patih Gajahmada dan Senopati Ra Kembar.
Ra Kembar tidak terima dengan pengangkatan Gajah Mada sebagai patih. Namun perselisihan berakhir setelah Ratu Tribuana Tunggadewi menetapkan pengunduran diri Patih Aryatadah dan mengukuhkan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit.Setelah dinobatkan sebagai patih, Gajah Mada bersumpah tidak akan memakan buah palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Sumpah Gajah Mada atau Amukti Palapa pun dikenal hingga sekarang.-bud