Bank Jateng Harapkan Pemda Bantu Kelola Keuangan Daerah

JO, Semarang- Sebagai pemegang saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah seluruh pemda di Jawa Tengah diharapkan agar senantiasa memberikan kesempatan kepada Bank Jateng dalam membantu mengelola keuangan di daerahnya. Hal itu dikarenakan hasil usaha yang diperoleh Bank Jateng akan dikembalikan lagi kepada mereka sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Demikian dinyatakan Direktur Utama Bank Jateng Haryono kepada para wartawan saat melakukan kunjungan ke Kudus, belum lama ini.
Bank Jateng, lanjut Hariyono, terus berupaya meningkatkan layanan terhadap Pemkab di Jawa Tengah, di antaranya cash manajemen, pembayaran gaji PNS melalui tabungan dengan fasilitas kartu pegawai negeri sipil elektronik (KPE) yang dapat berfungsi sebagai kartu ATM. Untuk meningkatkan loyalitas nasabah serta menambah nasabah baru, Bank Jateng juga menyelenggarakan program hadiah untuk nasabah yang diundi setiap beberapa kali dalam setahun dengan jumlah hadiah semakin ditingkatkan. Anggaran program undian bisa mencapai belasan miliar, termasuk pajak undian yang ditanggung oleh Bank Jateng.
Kepada para wartawan di Kudus, Dirut Bank Jateng, Hariyono juga memaparkan kinerja Bank Jateng yang meningkat pada setiap tahunnya. Di antaranya, pertumbuhan aset yang dimiliki Bank Jateng per Desember 2012 mencapai Rp 26,66 triliun atau tumbuh 16 persen dibanding aset tahun sebelumnya hanya Rp 22,98 triliun. “Pertumbuhan juga terjadi pada penghimpunan dana dari pihak ketiga,” ujarnya. Adapun jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun hingga akhir tahun 2012 mencapai Rp 22,12 triliun atau tumbuh 14,05 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,39 triliun.
Indikator lain yang menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan Bank Jateng adalah angka pertumbuhan kredit. Penyaluran kredit Bank Jateng per 31 Desember 2012, menurut Hariyono, nilainya mencapai Rp 18,27 triliun.”Penyaluran kredit yang dicapai tahun 2012 tersebut, mengalami pertumbuhan sebesar 33 persen dibanding penyaluran kredit tahun lalu hanya mencapai Rp 13,65 triliun,” ujarnya. Bahkan, kata dia, tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) cukup rendah karena hanya 0,79 persen, jauh dari ketentuan maksimal Bank Indonesia, 5 persen.
Sedangkan laba yang diperoleh, kata dia, juga mengalami pertumbuhan 35,85 persen, karena akhir 2012 totalnya mencapai Rp 765,66 miliar, sementara akhir tahun 2011 laba yang diperoleh sebesar Rp 563,62 miliar. Dengan indikator-indikator perbankan yang dicatat Bank Jateng, dirinya menyimpulkan bahwa rasio keuangan Bank Jateng juga tetap terpelihara pada komposisi baik – bud