Keraton Tak Layak Jadi Destinasi Wisata
JO, Solo– Sejumlah pelaku pariwisata menilai Keraton Kasunanan Surakarta
mulai tak layak menjadi ‘jujugan’ wisatawan dan destinasi di Solo. Keributan yang diwarnai adu fisik yang kerap menyelimuti kehidupan di keraton bakal memperbesar risiko keamanan bagi wisatawan. Padahal, faktor keamanan menjadi pertimbangan utama kalangan wisatawan saat pelesir.
Ketua Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) Solo, Suharto menyampaikan keributan dan
kericuhan yang terjadi di keraton bisa berdampak pada sisi psikologis wisatawan. Apalagi saat konflik tersebut muncul ke permukaan dan menyebar lewat media, secara tidak langsung seperti memberi pengumuman ke khalayak jika kondisi keraton kurang nyaman untuk dikunjungi. Orang akan mempertimbangkan sisi keamanan jika berkunjung di sana. Bahkan,
mengurungkan niat pergi ke sana.
“Sangat disayangkan, padahal keraton merupakan salah satu magnet pariwisata. Bukan pada konfliknya. Namun, keributan yang muncul sudah berulangkali. Kalau jaminan keselamatan di sana tidak pasti, keraton jadi tak layak lagi untuk dikunjungi wisatawan,” papar Suharto. Disela soft opening hotel baru di Solo, Rabu (28/8/2013).
Ia menambahkan keributan yang terus berulang menunjukkan orang-orang yang tinggal di dalam keraton memang tak sempat berpikir tentang branding keraton, terutama dalam kacamata pariwisata. Dengan kondisi seperti itu, maka keberadaan keraton sebagai destinasi wisata bisa makin terpuruk. Bahkan, magnet keraton yang selama ini menjadi primadona pariwisata kian berkurang.
“Kami akan tetap promosikan, tapi saat ini tak usah terpaku lagi hanya pada keraton. Ada beberapa destinasi pariwisata lain yang lebih bagus, misalnya Pura Mangkunegaran. Dalam hal dukungan pariwisata, di sana lebih bagus dan juga mudah dijangkau,” imbuhnya. – tyo