APSI Untuk Pemilu Jurdil
JO, Solo – Ketua Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) periode 2009-2012, Sarwoto Atmosutarno, mengembangkan sebuah aplikasi yang memungkinkan masyarakat luas untuk ikut menjadi saksi pelaksanaan Pemilu 2014 secara aktif dan independen. Melalui berbagai jenis telepon selular dan gadget, masyarakat dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk merekam berbagai bentuk kecurangan dan kejanggalan pelaksanaan Pemilu 2014, mulai dari masa sosialisasi, kampanye hingga pencoblosan dan penghitungan suara.
Aplikasi yang dinamai APSI—singkatan dari Aplikasi Saksi—itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada 5 Januari 2014. Masyarakat yang peduli terhadap pelaksanaan Pemilu jujur dan adil, dapat menggunakan aplikasi tersebut dengan terlebih dahulu melakukan registrasi sebagai saksi atau relawan di www.apsiwatch.co.id.
Sarwoto yang juga Pakar ICT dan Mantan Direktur UtamaTelkomsel menerangkan, setelah melakukan registrasi, relawan APSI akan dapat menggunakan fasilitas APSI Messenger melalui telepon selular atau gadget miliknya. Layaknya layanan Blackberry Messenger dan Whatsapp Messenger, APSI Messenger memungkinkan sesama relawan untuk berkomunikasi secara langsung (chatting) maupun saling berbagi data suara, foto dan video.
Relawan juga dapat mengirim rekaman kecurangan pelaksanaan Pemilu 2014 dalam bentuksuara, foto dan video kepusat data untuk ditayangkan dalam situs APSI sehingga dapat dilihat seluruh masyarakat. Selain mendapat sansksi moral dari masyarakat, berbagai bentuk kecurangan itu juga akan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Adapun bentuk kecurangan Pemilu yang dapat direkam relawan dengan mudah melalui telepon selular, misalnya, kampanye terselubung, pemasangan atibut kampanye yang melanggar aturan, manipulasi surat suara, serta penghitungan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.
“Jika di setiap TPS terdapat relawan APSI, maka manipulasi penghitungan suara dapat digugat dengan bukti-bukti otentik yang dikirim relawan. Rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional (real count) juga dapat dilakukan dalam waktu tiga hari, tidak perlu sampai satu bulan seperti yang dijadwalkan KPU,” kata Sarwoto.
Karena itu, lanjut Sarwoto, program APSI membutuhkan relawan hingga 600.000 orang yang diharapkan tersebar merata di seluruh TPS di Indonesia. Pendaftaran relawan dapat dilakukan secara online pada 5 Januari 2014 di www.apsiwatch.co.id. “APSI ini adalah gerakan moral masyarakat Indonesia untuk mengawal pelaksanaan Pemilu Jujur dan Adil,” ujar Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia tahun 2009-2012 itu.
Menurut Sarwoto, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara sehat dan cerdas untuk Pemilu yang jujur dan adil sudah seharusnya dilakukan para penyelenggara Pemilu. Hal itu sangat mungkin dilakukan karena infrastruktur telekomunikasi telah menjangkau hampir seluruh pelosok desa di Indonesia.
Namun, dari waktu kewaktu, Pemilu maupun Pemilukada di Indonesia masih selalu diwarnai kecurangan dan politik uang. Kondisi itu tidak hanya membuat masyarakat apatis terhadap pelaksanaan Pemilu Jurdil, tetapi juga menghasilkan legislatif dan eksekutif yang bukan merupakan pilihan rakyat. Seperti yang terjadi selama ini, legislatif dan eksekutif hasil Pemilu yang tidak jujur itu akan bekerja untuk kepentingan pribadi dan kelompok, bukan untuk kepentingan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Jika kita membiarkan pelaksanaan Pemilu yang tidak jujur dan adil terus terjadi, maka kita tidak akan pernah memiliki pemimpin dan wakil rakyat yang jujur. Harapan atas perubahan dan perbaikan masa depan bangsa tidak akan pernah terjadi. Semuanya hanya akan menjadi ilusi,” ujar Sarwoto. – ian