Okupansi Hotel di Solo Minim
JO, Solo – Tingkat okupansi hotel di kota Solo selama triwulan pertama tahun 2014, mengalami pertumbuhan signifikan. Bila dibandingkan dengan kondisi city occupancy dikisaran hingga 65 persen. Solo angka okupansi rata-rata diyakini mengalami pertumbuhan.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Purwanto Yudhonagoro menyatakan, bahwa pertumbuhan tidak signifikan lantaran sejumlah kendala.
Meletusnya Gunung Kelud menjadi salah satu sebab. Selama satu minggu, operasional hotel terganggu. Banyak tamu kemudian melakukan penundaan sampai pembatalan acara. Faktor lain adalah keberadaan pemilihan umum.
“Tidak banyak masyarakat menggelar acara di hotel,” paparnya.
Kendati demikian, dia yakin semester kedua tahun ini kinerja hotel di Solo akan lebih moncer. Anggaran kegiatan dari pemerintah mulai cair. Sejumlah instansi mulai menggelar kegiatan di hotel.
Purwanto juga melihat banyaknya calender event yang digelar pemerintah kota. Tidak hanya berskala regional atau nasional, beberapa event di antaranya malah berkelas internasional. Karena itu, kebutuhan akomodasi akan meningkat. Semester pertama tahun ini, dia optimistis akan mencapai target.
Bahwa bisnis hotel di Solo tidaklah terlalu nyaman. Tingkat hunian di Solo sangat fluktuatif dengan grafik naik turun yang tajam. Pada suatu periode, hotel bisa sangat sepi, pungkas Purwanto. – tyo