BISNIS EKONOMIHOREKALIFESTYLEPERNIKWARTA JATENG

Dicky: Okupansi Hotel di Solo Minim

CEO Azana Hotels and Resorts, Dicky Sumarsono MM CHA.

JATENGONLINE, SOLO – Paska penyelenggaraan MICE Mart beberapa waktu lalu, dari buyer yang diundang hingga transaksi yang dihasilkan diatas 6 Miliar. Kota Solo dinyatakan sebagai kota yang sangat layak untuk penyelenggaraan Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions. .

Tersedianya hotel dengan harga yang masih sangat masuk akal, selain tersedianya ruang meeting serta ballroom berkapasitas besar menjadi salah satu pertimbangan mengapa Solo menjadi kota tujuan untuk penyelenggaraan berbagai acara bertaraf nasional dan internasional.

Namun, meskipun demikian tingkat keterisian kamar hotel di Solo, tak mampu terkatrol signifikan, karena kondisinya tidak lebih dari 50% saja.

“Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan kamar yang semakin tinggi,” kata Dicky Sumarsono, CEO Azana Hotels Management, ditemui dikantornya. Senin (27/11/2017).

Sebagai pelaku bisnis di bidang perhotelan serta konsultan hotel yang sudah banyak mengamati dan melakukan analisis bisnis di bidangnya, Dicky melihat di Solo sudah tak lagi feasible untuk ditambah hotel baru khususnya di tengah kota.

“Pertumbuhan segmen market yang cukup lambat dalam menyasar bisnis perhotelan, kota Solo sudah tidak lagi relevan untuk membangun hotel baru dengan dana pinjaman dari bank,” lanjutnya.

Karena menurut Dicky, pendapatan kotor hotel dengan 50-60 kamar dikisaran Rp 350.000.000– Rp 550.000.000,- per bulan. Dengan asumsi tersebut serta perkiraan kegiatan operasional yang harus dijalankan, membuat hotel tidak mungkin lagi untuk menggunakan dana dari bank untuk pembangunan di awal.

“Dengan asumsi pendapatan tersebut maka diperkirakan keuntungan bersih per bulan adalah 8-12%,” imbuhnya.

Itupun masih sangat bergantung seberapa besar upaya tim dari masing-masing hotel dapat mengaktifasi semua fasilitas yang ada dalam menjalankan bisnis hotel di Solo. Selain team sales and marketing harus memiliki database aktif serta unique selling point di hotel yang bisa menghasilkan bisnis. (ian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *