Jimny Katana Solo, Antara Hobi, Komunitas Dan Istri

JATENGONLINE, SRAGEN – Alangkah indahnya hidup dalam rumah tangga apabila suami dan isteri saling melengkapi seturut dengan hobi mereka masing-masing. Sesuai dengan kodratnya, suami adalah kepala keluarga, dan isteri adalah ibu rumah tangga. Dalam kodrat penciptaan juga demikian, Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam. Mengapa dari tulang rusuk Adam? Mengapa tidak dari tulang kepala atau tulang kaki?

Ada makna terdalam dari kisah penciptaan ini, dimana makna terdalamnya adalah bahwa sang pendamping hidup laki-laki itu bukan pengatur atau pemimpin suaminya, bukan pula yang disuruh atau diinjak-injak harga dirinya, tetapi pendamping itu diambil dari tulang rusuk, agar dekat dengan hati untuk sehati dan sejiwa, senasib dan sepenanggungan, juga seia dan sekata, paling penting bisa saling mengerti, terutama masalah hobi masing-masing.

Hobi, adalah kegemaran alias kesenangan istimewa disaat senggang. Hobi juga mengalami perkembangan makna sejalan dengan berkembangnya waktu dan banyaknya fasilitas yang disediakan untuk menyalurkan hobi atau kegemaran kita.

Sekarang hobi tidak sekedar kegemaran atau kesukaan saja, tapi sudah banyak hobi yang menghasilkan uang, walau masih receh.

Sejatinya hobi suami harusnya didukung isteri agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis di rumah. Rumah tangga akan semakin sumringah apabila suami dan isteri memiliki hobi yang sama, namun andaikan tak samapun, isteri sejatinya mendukung hobi suami dan itupun hobi suami haruslah baik dan benar dan dapat menjadi hobi yang bermakna bagi perkembangan suami, ataupun perkembangan rumah tangga itu sendiri.

Namun, terkadang yang terjadi adalah kesalahpahaman atau salah pengertian memaknai hobi dan posisi suami dan isteri dalam keluarga terkait masalah hobi. Apakah bisa hobi seorang suami ditentukan oleh isteri? Apakah seorang suami harus sungkem, harus minta restu dari isteri terkait dengan hobi yang akan dia jalani? Apakah aktivitas suami harus diberitahukan kepada isteri?
Kembali ke masing-masing pasutri tentunya…

Seperti diketahui sejak lama, Suzuki Katana dan Jimny dikenal sebagai SUV tangguh. Kendaraan ini juga pernah menjadi simbol cowok keren di era 1990-an.

Tak heran, penggemar Suzuki Jimny dan Suzuki Katana lama tetap banyak. Komunitasnya pun eksis dengan beragam kegiatannya.

Salah satunya adalah Jimny Katana Solo (JKS) yang mempunyai agenda rutin kopdar matugi maupun kopdarwis .

Komunitas ini menggelar Kopdar Jumat Malam Sabtu Legi, Jumat (14/4/2023) di Warung Ndeso (Warso) Sragen.

Acara ini kian meriah karena selain anggota JKS mengajak serta keluarga mereka, sedikitnya kopdar ini dihadiri puluhan anggota.

Keseruan acara Kopdar Matugi, yang digelar bersamaan bulan puasa, dikemas dalam acara buka bersama. Istri-istri anggota atau yang familiar disapa Momi-Momi JKS, makin hari makin banyak yang bergabung, mengimbangi hobi suami, jumlah anggota di grup WA pun makin nge-gas.

Menurut Totok Semanggi atau akrab disapa Pak Presiden, agenda kopdar Matugi seperti ini selalu kita dorong agar mempererat tali silaturahim antar sesama anggota serta demi membangun jiwa berkomunitas di lintas chapter maupun lintas komunitas.

Mereka mengusung semboyan sekaligus tagline “Satu Katana Sejuta Kawan, JKS Bisa!”

Eko Santosa, Sekjen JKS menambahkan, kegiatan Kopdar Matugi ini sangat baik. Karena selain mengakrabkan anggota dan keluarganya, sekaligus menambah ilmu.

Seringkali ada sesi coaching clinic di sela kegiatan dengan nara sumber dari kompeten di bidang permesinan serta memahami teknik safety driving.

Totok menyatakan, rasa terima kasih dan bangganya kepada seluruh anggota beserta keluarga yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan kopdar ini.

“Sekali waktu kita juga akan support kegiatan yang diagendakan para Momi JKS, sehingga saling mendukung, ” pungkasnya. (*/ian)