JATENGONLINE, KLATEN – (15/08/2024) — Desa Bandungan, Kabupaten Klaten, kini tengah bergeliat dengan inovasi baru yang ramah lingkungan. Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro telah berhasil menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah ternak sapi. Salah satu hasil nyata dari program KKN ini adalah pembuatan eco-briket, bahan bakar alternatif yang berpotensi besar menggantikan penggunaan kayu bakar.
Rizal Fahmi Imanullah menjelaskan bahwa ide pembuatan eco-briket berawal dari permasalahan klasik yang dihadapi peternak sapi di Desa Bandungan, yakni pengelolaan limbah kotoran sapi yang seringkali menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan. Limbah kotoran sapi yang melimpah ini kemudian diolah menjadi bahan baku eco-briket melalui proses pengeringan, pencampuran dengan bahan perekat alami, dan pencetakan. Program kerja ini dilaksanakan pada tanggal 15/08/2024 bertempat di Posko Tim II KKN UNDIP SEMARANG Desa Bandungan, Jatinom, Klaten.
“Eco-briket yang kami produksi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kayu bakar. Selain lebih ramah lingkungan, eco-briket juga memiliki daya bakar yang lebih lama dan menghasilkan panas yang lebih tinggi,” ujar Rizal Fahmi Imanullah.
Proses pembuatan eco-briket yang sederhana dan bahan bakunya mudah didapatkan membuat teknologi ini cepat diterima oleh masyarakat. Beberapa warga Desa Bandungan bahkan telah mulai memproduksi eco-briket secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Waluyo yang merupakan salah satu peternak sapi mengaku sangat terbantu dengan adanya inovasi eco-briket. “Dulu, saya kesulitan mengelola kotoran sapi. Sekarang, kotoran sapi bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar yang bernilai ekonomis,” ungkapnya.
Keberhasilan program KKN ini tidak lepas dari dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kepala Desa Bandungan, Siti mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN. “Kami berharap inovasi eco-briket ini dapat terus dikembangkan dan menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan di desa kami,” ujarnya.
Ke depan, harapan para mahasiswa KKN berencana untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat tentang manfaat eco-briket dan cara pembuatannya. Mereka juga akan mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak di bidang produksi eco-briket agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. (*)
*) Penulis: Rizal Fahmi Imanullah – DPL: Dr. Khairul Anam S. Si., M. Si