Waka Staf Presiden M. Qudori: SPPG Gagaksipat Boyolali Milik Founder Kali Pepe Land Puspowardoyo Ideal untuk Percontohan

Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari (kanan), dan pemilik Wong Solo Group, Puspo Wardoyo, saat diwawancarai wartawan seusai mengecek SPPG Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Senin (3/1/2025).

JATENGONLINE, BOYOLALI
Pada kesempatan mengunjungi dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG), di SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Gagaksipat Boyolali, Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, Senin (3/2/2025), menyebut jika SPPG Gagaksipat tersebut layak untuk menjadi percontohan bagi tempat lain.

Seperti diketahui jika SPPG Gagaksipat itu merupakan milik Ayam Bakar Wong Solo dan dikelola oleh Yayasan Bangun Gizi Nusantara yang bermitra dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Terdapat total empat dapur yaitu 1 A, 1 B, 2 A, dan 2 B untuk memproduksi makanan program makan bergizi gratis (MBG)

SPPG Gagaksipat ini total memiliki kapasitas 12.000 porsi per hari. Sementara menurut Qodari, SPPG di beberapa daerah bisa melakukan penyesuaian.

“Bangunan SPPG Gagaksipat dibangun dari nol, mulai dari lahan kosong, dalam waktu singkat, dan sangat ideal.” kata Qodari.

Secara pribadi Qodari menyampaikan, demi melihat tempat ini sangatlah ideal untuk menjadi percontohan bagi SPPG di Indonesia.

“SPPG di beberapa daerah bisa melakukan penyesuaian. Seperti halnya SPPG Gagaksipat ini yang dibangun dari nol sejak lahan kosong, dalam waktu singkat, dan ideal.” terangnya.

Pintu untuk bahan makanan juga disetting terpisah sehingga tidak bercampur antara peralatan masak yang ada. Didesain dengan baik dari pengalaman pemilik Wong Solo Group, Puspo Wardoyo, dalam bisnis kuliner.

Maka tidak mengherankan jikalau produk makanan makan bergizi gratis dari SPPG Gagaksipat merupakan produk yang sangat memprioritaskan kualitas, bahannya pun bagus, gizinya cukup, bersih juga. Lantainya juga tidak ada nat, jadi mulus. Tidak ada lekukan, supaya tidak menyimpan bakteri.

“Sehingga makanan harus standar, enak, dan higienis, ” kata Qodari, ditemui para wartawan.

“Kami berharap Pak Puspo Wardoyo bisa bantu, agar daerah yang kondisinya tidak seideal tempat ini bisa tetap punya dapur, punya SPPG yang bisa menghasilkan makanan yang berkualitas, bersih, standar, dan enak,” pintanya.

Soal apakah nanti SPPG Gagaksipat bakal menjadi standar pembuatan SPPG di Indonesia, Qodari mengatakan hal tersebut menjadi otoritas BGN. Ia percaya BGN bakal terus melakukan kajian dan perbandingan dengan tujuan mendapatkan perbaikan.

Akan tetapi, ia mengatakan BGN telah melakukan kunjungan terlebih dahulu ke SPPG Gagaksipat.

“SPPG Gagaksipat bisa menjadi perbaikan bagi sistem operasional di BGN.” tegas Qodari.

Selanjytnya ada mekanisme dan sistem yang akan membuat SPPG tidak hanya berkualitas tapi juga berjalan dengan cepat.

Adapun tantangan terbesarnya adalah bagaimana MBG dilakukan secepat mungkin ke seluruh target di Indonesia.

Yang sebelumnya sekitar 83 juta penerima baru 2029. Presiden Prabowo karena bisa melakukan penghematan di APBN, dalam tanda kutip menemukan anggaran yang bisa dipakai untuk MBG dalam waktu satu tahun bisa diselesaikan.

“Tantangannya yaitu bisa memenuhi target 83 juta penerima,” kata dia.

Maka, lanjut Qodari, ketika ada 83 juta penerima, maka dibutuhkan sekitar 28.000 SPPG dengan masing-masing dapur berkapasitas 3.000 porsi. Dapur umum atau SPPG terbagi menjadi tiga macam, pertama dibangun BGN sendiri, kedua kerja sama dengan kementerian dan lmbaga lain, dan ketiga adalah mitra.

MBG pun mulai proses di tahun ini, pasti terus berjalan secara bertahap. Dan tahapan itu yang harus dikejar dan diselesaikan secara cepat.

“Pak Prabowo sendiri sudah menyampaikan kami akan terus meningkat hingga ujungnya di akhir tahun seluruh Indonesia sudah bisa menerima,” imbuhnya.

Dari ata BGN hingga akhir Januari 2025 ada sekitar 240 SPPG yang beroperasi. Hal tersebut menjadi tantangan karena menaikkan dari 240 SPPG hingga nantinya puluhan ribu.

Selanjutnya, soal reimburse mitra, mengacu laporan BGN, pada gelombang pertama SPPG telah diterimakan ke mitra.

Sedangkan, menurut Puspo Wardoyo ditemui bersamaan kunjungan Wakil Kepala Staf Keprisedanan mengatakan, jika masalah bisnis makanan sangat kompleks. Jadi tidak sekadar memiliki uang, tempat, atau yang lain. Pengusaha harus membangun sistem yang baik dan yang paling penting telah berpengalaman.

Bahwa pihaknya, sudah berpengalaman, dan memiliki sejumlah catering. Sehingga, tahu persis apa yang harus dilakukan. Sebagai orang swasta, Puspo Wardoyo pun ingin berprestasi bagi pemerintah, dalam hal ini untuk membantu Makan BergiziGratis agar supaya lancar.

“Kalau mau dijadikan contoh ya silakan,” cetus Puspo. .

Pengelola Kali Pepe Land inipun siap untuk membagi ilmu soal SPPG miliknya. Ia mengungkap ada beberapa orang yang datang berkunjung ke SPPG Gagaksipat untuk mencari ilmu.

” Pemerintah telah memiliki niat baik, sehingga tinggal masyarakat menyongsong,” katanya.

Dalam satu tahun bisa membangun 5.000 SPPG asal diberikan uang atau modal, kata owner makanan siap saji MakanKu ini, sembari tersenyum.

Sementara ketika disinggung kaitannya reimburse karena ia harus menalangi dana terlebih dahulu, Puspo mengatakan biaya sudah ia terima dan pembayaran berlangsung lancar.

Masih menurutnya, pemerintah sudah melihat secara langsung SPPG Gagaksipat profesional sekali, sangat dimungkinkan jika SPPG di beberapa daerah bisa melakukan penyesuaian.

Terlebih bangunan SPPG Gagaksipat dibangun sejak lahan kosong, dan dalam waktu singkat, ideal. (*/ian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *