SMA Bung Karno Karangpandan Ditutup! Salah Siapa?

JATENGONLINE, KARANGANYAR – SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah telah tutup. Begitu miris mendengarnya, satu lagi kejadian yang memprihatinkan dan dialami oleh dunia pendidikan.

SMA Bung Karno adalah sekolah atau lembaga pendidikan yang didirikan Ki Manteb bersama empat koleganya di bawah Yayasan Pendidikan Bung Karno yang dipimpinnya. Sekolah itu berdiri sejak tahun 1999 dan gedungnya tak jauh dari rumah ki dalang di Karangpandan.

Secara lengkap 10 pendiri sekolah tersebut diantaranya kini telah almarhum yakni Ki Manteb Sudarsono, Begug Purnomosidi Mantan Bupati Wonogiri, Eling Waspodo (Elwas), Choirul Salim, Parno, Widodo, Harso yang sekarang pindah SMA N Sragen, dan Hartono dulu Kepala SMA N 1 Karanganyar.

Bekas Gedung SMA Bung Karno disewakan oleh pemilik lahan

Bahwa pada masanya SMA ini pernah mengukir sejarah, seiring berjalannya waktu pendirian SMA Bung Karno, yang juga merupakan satu-satunya yang ada di tanah air dan berkembang dengan mengukir sejarah baik, termasuk SMA Ini juga pernah di datangi Menteri Siswono Yudho Husodo, juga pernah mengelar wayang kulit. Selain menyelenggarakan sejumlah kegiatan ketika ada peringatan hari besar, dan selalu berperan aktif dan selalu ambil bagian. Seperti di Hari Pramuka, Upacara Hari Pahlawan, maupun kegiatan penting lainnya.

Diceritakan salah satu pendiri sekolah tersebut, bahwa dalam proses berdirinya sekolah dan pembangunannya dialami dengan susah payah, bahkan Alm. Ki Manteb Sudarsono ketika pentas dalang ke Jepang, seluruh hasilnya digunakan untuk membangun sekolahan SMA Bung Karno, hingga berdiri seperti sekarang ini, berlantai dua meskipun proses berjalannya pembangunan secara bertahap.

Menurutnya, Pak Manteb itu kepingin hidupnya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya di dunia seni dan budaya tapi juga di dunia pendidikan. Melalui sekolah yang dia dirikan, Pak Manteb kepingin membangun manusia berpendidikan dan berkarakter, khususnya di Karanganyar.

Di SMA Bung Karno juga ada dua mata pelajaran untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Bung Karno. Yakni, pelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno dan pelajaran Nasionalisme Pancasila. Kedua mata pelajaran itu sudah diuji dan disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Dua mata pelajaran itu untuk melengkapi mata pelajaran umum ditetapkapkan oleh pemerintah.

Para alumni SMA Bung Karno ini juga sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan berlatar belakang profesi yang berbeda.

Tapi hal itu sangat bertolak belakang dengan kondisi para pendidiknya, karena nasib guru mereka makin tak jelas dengan ditutupnya SMA Bung Karno ini.

Guru yang sudah melaksanakan sertifikasi akan ‘muspro’ karena tidak lagi memiliki nilai dan harga. Para guru pun makin kebingungan karena harus kehilangan serifikasi yang telah dilakukannya, sejak kelulusan pertama tahun 2001 sampai sekarang tahun 2024.

Selain tidak ada kejelasan status sekolah dan nasib para pengajarnya, seyogyanya pihak-pihak terkait secara bijak duduk bareng mencarikan solusinya.

Pernah dikunjungi Wakil Bupati Karanganyar kala itu

Pihak terkait yang kompeten mengurusi masalah ini belum bisa di mintai penjelasan. Terkait kasus ini, padahal SMA Bung Karno yang dulu pernah jaya dan bangga akan almamater dan prestasinya. Warga masyarakat pun sangat menyayangkan kejadian ini.

Selain menerima sejumlah bantuan operasional demi berjalannya lembaga pendidikan ini, sebelum ditutup sekolah ini telah di kunjungi oleh Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar Bagus Selo juga pernah dikunjungi oleh Wakil Bupati Rober Cristanto (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *