Kolaborasi UNIBA dan STIE Atma Bhakti, Surakarta Pada Kegiatan Pengabdian Pemberdayaan Pengrajin Gula Nira Kelapa di Pesisir Pantai Pacitan, Desa Sendang, Donorojo, Pacitan, Jawa Timur

JATENGONLINE, PACITAN – Dari bulan Agustus hingga September 2024 telah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pengrajin gula jawa. Kegiatan dilaksanakan di kawasan Pantai Ngiroboyo, Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. Tim pengabdian ini merupakan kolaborasi dari tim LPPM UNIBA dan STIE Atma Bhakti, Surakarta.

Kegiatan ini didanai dari Hibah DRTPM tahun 2024. Pelaksana pengabdian terdiri dari 3 orang dosen yakni Dr. Rochmi Widayanti, SE, M.Si, Prodi Manajemen UNIBA, Dr. Sutianingsih, SE, MM Prodi Manajemen STIE Atma Bhakti. Selain itu tim pengabdian juga melibatkan dosen Pertanian Libria Widiastuti, SP, M.P UNIBA, Surakarta, serta dibantu beberapa mahasiswa.

Permasalahan yang dialami oleh pengrajin gula nira kelapa antara lain: Masih terbatasnya pengetahuan manajemen usaha, selama ini pengrajin melakukan usaha hanya berdasarkan perkiraan dan coba-coba dan itu sudah dilakukan secara turun temurun, sehingga solusi yang ditawarkan berupa pelatihan manajemen usaha; Penguasaan teknologi yang terbatas dan produk olahan hasil produksi masih berbentuk sederhana (bulat besar) belum mengenal tentang olahan produk yang lain, sehingga solusi yang ditawarkan yaitu pengenalan dan pelatihan pemasaran produk secara digital/online dan solusi untuk diferensiasi produk olahan agar lebih menarik dengan olahan bentuk lebih kecil yang lebih praktis dan dalam bentuk olahan serbuk yang mudah dikonsumsi masyarakat.

Ketergantungan pada bahan baku nira yang masih terpengaruh musim kemarau dan penghujan yang berdampak pada jumlah nira yang tidak terukur sehingga solusi yang ditawarkan berupa sosialisasi perawatan dan pengenalan varietas jenis nira yang tahan musim dan berkualitas dan juga diberikan pemahaman tentang lahan dan pola tanam agar hasil nira meningkat dan berkualitas.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan untuk memberikan solusi dari beberapa permasalahan para pengrajin gula jawa, agar para pengrajin mampu: Meningkatkan kemampuan dalam manajemen usaha dengan menambah variasi produk, paham tentang kegiatan pemasaran yang efektif, serta melakukan kegiatan pemasaran secara digital.

Selain setelah diberikan wawasan dan gambaran peluang usaha yang masih sedemikian besar untuk produk gula jawa ini, para pengrajin lebih termotivasi dalam menjalankan usahanya. Meningkatkan kemampuan dalam merencanakan usaha, yakni dengan mampu membuat catatan rutin tiap bulan dari merencanakan kebutuhan bahan baku, biaya produksi, dan biaya tenaga kerja. Berkaitan dengan peningkatan bahan baku, para petani diberikan pelatihan tentang perawatan dan pemilihan jenis kelapa yang sesuai dengan kondisi di pantai pesisir Pacitan.

Kegiatan pelatihan diversifikasi produk dilakukan pada bulan Agustus 2024 hingga September 2024. Pada kegiatan ini Tim pengabdian memberikan ide untuk melakukan inovasi/ diversifikasi produk dengan membuat gula jawa dengan model/bentuk yang berbeda dari sebelumnya. Pada kegiatan ini gula jawa dicetak dengan ukuran kecil – kecil, serbuk, dan dikemas lebih bagus agar lebih menarik. Seperangkat alat untuk produksi juga disiapkan oleh tim.

Praktek diversifikasi produk tahap 2, ini belum sepenuhnya berhasil karena untuk gula jawa dalam bentuk serbuk, masih lengket / basah dan ukuran serbuknya masih lumayan besar. Tim pengabdian terus berusaha menemukan formula yang tepat agar produk yang dihasilkan memiliki tekstur yang kering dan ukuran serbuknya kecil kecil/ lembut.

Begitu pula ibu – ibu kelompok pengrajin gula jawa yang dimotori oleh Ibu Ponijem juga masih tetap semangat untuk terus mencoba agar produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Selain praktek melakukan inovasi produk, pada kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pelatihan dalam bentuk ceramah. Ceramah pertama oleh Dr. Sutianingsih, SE, MM yang menyampaikan materi tentang bagaimana mengelola tenaga kerja agar lebih produktif, bagaimana melakukan pemasaran yang dapat meningkatkan omset penjualan serta beberapa alternatif produk yang lebih menarik.

Kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan selain setor ke tengkulak (pedagang), juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial dan market place. Tampak peserta kegiatan sangat antusias belajar tentang materi ini. Seperti yang diungkapkan Ibu Dina dan Anisa, bahwa setelah mengikuti pelatihan ini mereka lebih paham tentang digital marketing, mendesain kemasan yang menarik, ini serta belajar bagaimana melakukan inovasi produk gula jawa.

Selanjutnya Dr. Rochmi Widayanti, SE, MM memberikan materi pengelolaan keuangan usaha, serta mengajarkan dan praktek menghitung harga pokok produksi, harga jual dan bagaimana melakukan pencatatan yang baik dan benar serta mudah dilakukan. Ibu Jumiyem sebagai salah satu peserta sangat antusias belajar mengenai pencatatan keuangannya ini merasa sangat senang karena mendapatkan ilmu baru yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan usahanya.

Selain itu untuk meningkatkan produktivitas nira kelapa ibu Libria Widiastuti, SP, MP memberikan ceramah kepada para petani tentang perawatan pohon kelapa supaya sehat dan tumbuh subur. Para petani ini sangat antusias dan banyak dengan kegiatan ini dan merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam mengelola pohon kelapa. Seperti yang disampaikan oleh Tokid, beliau adalah sesepuh petani dan sekaligus dulu adalah pendiri POKDARWIS untuk kawasan Pantai Ngiroboyo, yang menyatakan bahwa selama ini perawatan pohon kelapa masih belum sesuai dengan teori pada ilmu pertanian yang disampaikan oleh Libria. Begitu pula Katino yang menyatakan bahwa perawatan pohon kepala selama ini hanya dibersihkan saja, tidak pernah diberikan pupuk yang mengandung zat – zat yang dibutuhkan untuk tumbuhan kelapa seperti kalium dan lain – lain.

Para petani baru menyadari bahwa cara perawatan pohon kelapa selama ini masih keliru. Pernyataan Pak Tokid dan Pak Katino ini juga dibenarkan oleh Tusiran, dan Agus, yang dalam perawatan kelapanya hanya dibiarkan begitu saja, hanya sesekali diberi pupuk kandang.

Rangkaian kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas usaha para pengusaha gula jawa yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di pesisir pantai Pacitan. Kegiatan tahap kedua ini diakhiri pukul 17.30 dan akan berlanjut pada kegiatan selanjutnya pada bulan Oktober 2024. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, dengan harapan permasalahan – permasalahan yang selama ini dialami, mendapatkan solusi dan dapat meningkatkan produktifitas usahanya. (*/ian) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *