Kongres Ini Diharapkan Dapat Membangun Memperkuat Jaringan Komunikasi Efektif Antar Individu dan Organisasi Diaspora Jawa di Seluruh Dunia

Berita, Budaya, Pernik255 Dilihat
banner 468x60

Hal ini meliputi pembuatan basis data kontak, forum diskusi daring, atau platform kolaboratif lainnya untuk memfasilitasi pertukaran informasi, ide, dan pengalaman.

JATENGONLINE, SOLO – Komunitas diaspora Jawa telah memutuskan untuk memulai fase baru untuk memanfaatkan konektivitasnya. dan tidak sekedar menginginkan lebih dari sekadar berkumpul, bernostalgia, dan menghargai warisan semata. Pada anggota utama Lingkaran Koordinator telah memutuskan fase baru dan platform baru bernama Diaspora Jawa Internasional atau Diaspora Jawa Global. Fase baru dengan tema Memayu Hayuning Bawana tidaklah mudah.

banner 336x280

”Masih banyak yang harus kita pelajari sebagai orang Jawa untuk dapat mewujudkan tema ini, tetapi kita semua bersemangat untuk mencapainya.” kata Juliet Moeljoredjo, asal Suriname, Belanda, ditemui di Hotel Dana Solo. Senin (9/6/2025)

Sesuai dengan yang diusulkan oleh Mas Suryakenchana, ada beberapa arah strategis, yakni Menghubungkan komunitas Jawa di seluruh dunia. Menjaga warisan budaya Jawa yang mencakup berbagi dan mempromosikan keindahan dan manfaatnya, seperti jamu, tempe, wayang, batik, dan kebaya. Berkolaborasi dalam pengembangan sosial ekonomi masyarakat diaspora Jawa

Sementara diawal acara disampaikan sambutan dari K.P.H. Wironegoro putra menantu Sultan Hamengkubuwono X Keraton Yogyakarta Hadiningrat menyampaikan, membantu para Diaspora Indonesia di bulan Juni 2025 di Solo dan Yogyakarta agar para Diaspora Indonesia bisa bahagia, sehat, dan mendapatkan manfaat dari tanah leluhurnya.

“Semoga manfaat ini membuat para Diaspora Indonesia terus mengingat mereka sebagai orang Indonesia dan tidak “kehilangan ke-Indonesia-annya”. Orang Indonesia harus mengerti siapa aku, dengan siapa, di mana aku berada, dan bagaimana aku seharusnya, dan juga mengerti arti dari “dilahirkan” Orang Indonesia itu lahir dan kemudian meninggal dengan bimbingan para leluhur Indonesia,” papar K.P.H. Wironegoro.

Sedangkan salah satu pendiri Diaspora Jawa Internasional Diaspora Jawa Global Jakiem Asmowidjojo menyatakan, sangat memberikan penghormatan kepada para leluhur yang telah mendirikan diaspora Jawa, dan menghormati generasi yang terus memegang teguh jati diri Jawa mereka dengan bangga, melestarikannya, dan terus memperbaruinya. Mengajak bersama menatap ke depan menjalin persahabatan, bekerja sama, dan membangun masa depan bersama, di mana pertukaran pengetahuan, pertukaran budaya, dan kerja sama timbal balik menjadi fondasinya.

“Diaspora Jawa Global bukanlah sesuatu yang statis, tetapi jaringan hidup orang-orang yang memiliki akar yang sama tetapi tumbuh dengan cara yang berbeda. Boklet ini dirancang untuk menjadi sumber inspirasi, kenangan, dan tempat bertemu – bagi tua dan muda, bagi mereka yang berada di komunitas Jawa dan mereka yang tidak saling mengenal dengan baik. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu mewujudkannya.” tutup Jakiem Asmowidjojo.

Pada kongres yang digelar ini telah memasuki Fase Baru dan Logo baru telah diluncurkan untuk memperingati fase baru ini bagi komunitas Diaspora Jawa. Gunungan ditempatkan miring di pulau Jawa untuk menunjukkan kisah berkelanjutan tentang diaspora Jawa. Pulau Jawa tetap menjadi fokus dan tempat berkumpul utama. Garis-garis sketsa berwarna biru, hijau, dan merah, yang tampak sibuk dan bergerak, mencerminkan gerakan kami secara global.

Warna-warna ini juga ditemukan pada bendera anggota utama dari Indonesia (di luar Jawa), Malaysia, Belanda, Kaledonia Baru, Singapura, dan Suriname. Garis-garis sketsa berwarna hitam mencerminkan dunia yang terus berputar. Teks dengan huruf tipis bersih menunjukkan keinginan kami untuk membuat segala sesuatunya sederhana dan mudah bagi siapa pun untuk terhubung dan mempelajari lebih lanjut tentang budaya dan warisan Jawa.

Nilai-nilai Jawa Unggah-Ungguh Sibasita
Unggah ungguh subasita merupakan konsep penting dalam budaya Jawa yang menekankan pada tata krama, kesantunan, dan rasa hormat dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam berkomunikasi dan berperilaku dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

Subasita: Istilah ini merujuk pada tata krama atau kesantunan secara umum. Orang yang tidak mengenal Subasita dianggap tidak sopan atau tidak tahu tata krama.
Unggah Ungguh: Dalam konteks bahasa Jawa, Unggah Ungguh lebih khusus merujuk pada tata krama atau perilaku yang baik dalam berbicara, berinteraksi, dan berperilaku sopan dan hormat.

Tata Krama dalam Bahasa Jawa: Unggah Ungguh dalam Bahasa Jawa meliputi penggunaan kata-kata yang sopan, cara berbicara yang sesuai dengan konteks dan situasi, serta penghormatan terhadap nilai-nilai adat dan tradisi. Nilai-nilai Jawa Unggah-Ungguh Sibasita Unggah ungguh subasita merupakan konsep penting dalam budaya Jawa yang menekankan pada tata krama, kesantunan, dan rasa hormat dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam berkomunikasi dan berperilaku.

Contoh Unggah Ungguh:
Ngomong: Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kedudukan lawan bicara (Ngoko, Krama, Krama Inggil), misalnya ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau berkedudukan tinggi, kita menggunakan Krama Inggil.

Berinteraksi: Menghormati orang yang lebih tua dengan cara memberi salam, menundukkan kepala, atau mengalah, misalnya ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, kita harus berjabat tangan terlebih dahulu.

Perilaku: Menghindari perilaku kasar atau tidak pantas, seperti tidak mengganggu orang yang sedang bekerja atau beristirahat.

Pentingnya Unggah Ungguh: Unggah Ungguh sangat penting dalam menjaga hubungan sosial yang harmonis dan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.

Juliet Moeljoredjo saat diwawancarai wartawan

1. Memperkuat jaringan dan komunikasi: kongres ini diharapkan dapat membangun dan memperkuat jaringan komunikasi yang efektif di antara individu dan organisasi diaspora Jawa di seluruh dunia. Hal ini meliputi pembuatan basis data kontak, forum diskusi daring, atau platform kolaboratif lainnya untuk memfasilitasi pertukaran informasi, ide, dan pengalaman.

2. Mengidentifikasi dan memetakan potensi diaspora: tujuan utamanya adalah mengidentifikasi potensi diaspora Jawa secara komprehensif, baik dalam hal keahlian, jaringan profesional, maupun sumber daya keuangan. Pemetaan ini akan membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya memahami bagaimana diaspora dapat dimanfaatkan secara optimal

3. Untuk mendorong investasi dan kolaborasi ekonomi: kongres ini diharapkan menjadi jembatan bagi peningkatan investasi dan kolaborasi ekonomi antara diaspora dan pelaku bisnis di Jawa. Hal ini dapat melibatkan identifikasi peluang bisnis, memfasilitasi pertemuan investor, atau membentuk kemitraan strategis.

4. Untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Jawa: salah satu hasil terpenting adalah peningkatan upaya untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Jawa secara internasional. Kongres ini dapat menghasilkan program bersama untuk mengajarkan bahasa Jawa, penggunaan tradisional, atau menyelenggarakan festival budaya di beberapa negara.

5. Untuk menetapkan program bersama: kongres ini diharapkan menjadi platform untuk merumuskan dan meluncurkan program bersama yang berkelanjutan. Program-program ini dapat mencakup program beasiswa, penelitian kolaboratif, atau proyek sosial yang bermanfaat bagi masyarakat Jawa dan komunitas diaspora.

Adapun dalam acara penutup atau barbaran bahwa melalui kongres dua tahun sekali ditahun yang ganjil adalah Identitas Jawa yang lebih jelas, Program pertukaran budaya,
Dokumentasi dan penelitian. Jaringan dan pengembangan komunitas: jaringan diaspora Jawa global, koneksi antargenerasi, kolaborasi di sekitar komunitas diaspora. Kontribusi ekonomi dan sosial: peluang investasi, transfer pengetahuan, dan berbagi keterampilan.

Filantropi dan dampak sosial: mendorong upaya filantropi dan inisiatif sosial oleh diaspora untuk mendukung proyek pembangunan, pendidikan, dan program kesejahteraan di Jawa. Promosi pariwisata: memanfaatkan diaspora untuk mempromosikan pariwisata ke Jawa, memamerkan budaya dan keindahan alamnya kepada orang-orang di seluruh dunia. Rasa memiliki dan penegasan identitas: untuk setiap anggota diaspora. (*/ian)

banner 336x280