Berikan Solusi Cerdas! Mahasiswa KKN MBKM 12 Universitas Sebelas Maret Ubah Limbah menjadi Biopot Demi Wujudkan Lingkungan yang Berkelanjutan

JATENGONLINE, BOYOLALI – Mahasiswa KKN MBKM Kelompok 12 di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia melakukan demonstrasi pembuatan biopot, di bawah bimbingan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS.

Dilansir (nama berita) dari www.uns.ac.id Jumat (8/3), Universitas Sebelas Maret memiliki LPPM yang memberikan arah pelaksanaan kegiatan pengabdian yang berbasis riset yang dilaksanakan oleh para pengabdi di lingkungan UNS.

KKN dimulai dari tanggal 16 Januari 2024 hingga 5 Maret 2024, dibawah kepemimpinan Farida Mira Nuraini (M0420034), mahasiswa KKN MBKM Kelompok 12 sukses mempraktikan inovasi pertanian berkelanjutan di desa Donohudan di bawah bimbingan Dr. Siti Lusi Arum Sari.

Dalam program inovasi tersebut, Ibnu Tryansar Purba (I0520048) menampilkan konversi limbah padi dari hasil panen menjadi Biopot, yaitu produk yang mengubah jerami padi menjadi pengurang plastik yang digunakan dalam pertanian.

“Program ini menawarkan solusi inovatif terhadap limbah pasca panen padi melalui pembuatan biopot dari jerami padi. Selain memecahkan masalah limbah, program ini memberikan peluang pemberdayaan masyarakat melalui tindakan ekonomis dan menyediakan media tanam ramah lingkungan.” ucap Pembimbing Lapangan Mahasiswa KKN MBKM 12 UNS Dr. Siti Lusi Arum Sari, Selasa (24/2/2024).

Pendanaan proyek berasal dari Unit Pengelolaan KKN UNS (UPKKN UNS), yang dengan penuh mendukung langkah mahasiswa dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKM UNS, para mahasiswa merancang inisiatif pertanian berkelanjutan di Desa Donohudan.

Desa ini terpilih sebagai lokasi KKN karena memiliki potensi besar dalam berbagai sektor termasuk pertanian, dengan persawahan seluas ±160 Ha. Namun, tantangan limbah pasca panen padi mencapai 1000 ton per musim memicu mahasiswa untuk mencari solusi yang ramah lingkungan.

Dalam menjawab tantangan ini, mahasiswa KKN MBKM 12 merancang Biopot sebagai wadah pembibitan pertanian berkelanjutan yang dihasilkan dari jerami padi. Inovasi ini tak hanya mengelola limbah pertanian, tetapi juga data mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Perpres No. 111 Tahun 2022 mengenai Penyelenggaraan Tindak Lanjut RAN-GRK memberikan panduan dan arahan konkrit terkait pelaksanaan program tersebut.

Biopot menjadi solusi alternatif yang ramah lingkungan dan efektif untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Langkah Desa Donohudan melibatkan transformasi jerami padi menjadi Biopot sejalan dengan regulasi pemerintah terkait pertanian berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.

Biopot tidak hanya memberikan solusi lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomis yang signifikan bagi masyarakat Desa Donohudan. Dengan harga bahan baku Biopot sebesar Rp 800 dan harga jual di pasaran sekitar Rp 3.000, potensi omzet yang dapat diperoleh mencapai Rp 1.200 per Biopot.

Langkah Desa Donohudan, yang diprakarsai oleh mahasiswa KKN MBKM 12 UNS, memiliki korelasi yang kuat dengan tiga aspek utama Sustainable Development Goals (SDGs). SDG Nomor 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) tercermin dalam adopsi teknologi pertanian yang inovatif, seperti transformasi jerami padi menjadi Biopot.

SDG Nomor 12 (Produksi dan Konsumsi Bertanggung Jawab) tercapai dengan pengurangan penggunaan plastik dan pengelolaan limbah secara bijaksana. Sementara itu, SDG Nomor 13 (Tindakan Iklim) terwujud dengan mengurangi emisi karbon melalui praktik pertanian yang berkelanjutan.

Mahasiswa KKN MBKM 12 UNS, melalui proyek Biopot, berharap bahwa keberhasilan Desa Donohudan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan. Dengan keterlibatan PKK Induk Desa Donohudan, diharapkan kolaborasi yang erat antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa dapat terus terjaga.

Keberlanjutan proyek ini juga dapat membuka peluang untuk usaha bersama, komersialisasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. “Kendati demikian, tantangan meliputi tahap pengembangan hingga skala UMKM, pengaplikasian teknologi, dan evaluasi daya tahan biopot untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai. Dengan kerjasama yang baik, saya yakin program ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Donohudan.” tegas Dr. Siti Lusi Arum Sari.

Melalui langkah-langkah inovatif dan berkelanjutan, Desa Donohudan yang diprakarsai oleh mahasiswa KKN MBKM 12 UNS berharap dapat mengakhiri jejak karbon dan menciptakan lingkungan yang higienis.

Dalam upaya mendukung penuh visi pemerintah dalam mencapai net zero emission, Desa Donohudan bukan hanya menjadi model nyata, melainkan juga suatu contoh konkret tentang bagaimana tindakan lokal dapat berdampak besar pada skala yang lebih luas.

Langkah-langkah tersebut, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat, telah membentuk dasar bagi perubahan positif yang berkelanjutan dan memberikan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam menjaga keberlanjutan lingkungan mereka.

“Dengan potensi ekonomis yang signifikan dan dampak positif yang tercipta, Biopot bukan hanya sebuah inovasi lokal. Ini adalah langkah menuju pertanian berkelanjutan, mendorong pengurangan penggunaan plastik, dan memberikan solusi nyata untuk tantangan lingkungan. Mahasiswa KKN MBKM 12 UNS dan aparat Desa Donohudan bersama-sama membuktikan bahwa kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.” ungkap Kepala Desa Donohudan, Rohmadi (21/02/2024). (*) 

*) Kontak penanggung jawab Mahasiswa KKN MBKM Kelompok 12 di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Farida Mira : (+62) 857-8060-4566) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *