Pilkada Solo 2024: Bukan Lagi Jaman Pencitraan!

JATENGONLINE, SOLO – Politik pencitraan sudah tidak lagi diperlukan untuk calon walikota (walkot) dan wakil walikota (wawalkot) Solo untuk Pilkada Serentak 2024 mendatang. Karena rakyat sudah semakin cerdas memilih. Rakyat sudah mengetahui calon walkot dan wawalkot mana yang hanya mengejar pencitraan atau secara tulus ingin mengabdi untuk kepentingan rakyat.

Rakyat sudah bisa menilai dari rekam jejak para calon walkot ataupun wawalkot, apakah dia amanah menjalankan tugas sebagai pemimpin walaupun di level yang lebih kecil atau sudah pernah diberi tanggung jawab namun tidak amanah.

Jelang helatan Pilkada November 2024 mendatang, saat ini sejumlah nama populer mulai dimunculkan oleh beberapa pihak untuk meramaikan bursa Pilkada Walkota Wawalkot Solo, mulai dari raja, tokoh masyarakat, politisi, hingga pengusaha.

Tokoh Masyarakat Kota Solo DR. BRM Kusumo Putro pun tak luput mencermati kondisi terkini di kota budaya ini.

Dikatakan Kusumo, dengan tingkat kemiskinan yang berdasarkan prosentase Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2023 berada dikisaran 8,4% atau sebanyak 43,89 ribu penduduk, Solo saat ini krisis kepemimpinan, jika ini terus dibiarkan, Solo tidak menutup kemungkinan sedang ber’proses’ menuju kehancuran tanpa di sadari.

“Kehancuran itu adalah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakatnya, akibat besarnya angka pengangguran dan minimnya akses lapangan kerja, minim pendidikan akibat ekonomi, dan minim akses kesehatan bagi warga kurang mampu,” terang pegiat masalah sosial kemasyarakatan ini.

Solo yang konon sebagai “Kota Budaya”, pada kenyataannya pembangunan di bidang kebudayaan juga masih jauh dari kata berhasil. Ada monumen secara fisik akan tetapi sama sekali tidak ada isi didalamnya.

“Saya menantang para kandidat bakal calon Walkot dan Wawalkot untuk menyampaikan gagasannya bagi perkembangan Kota Solo masa mendatang, selain mencari solusi bagi peningkatkan PAD. Dengan demikian, setidaknya masyarakat dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan jika nantinya terpilih,” paparnya.

Rakyat sebagai pemilih, lanjut Kusumo, berhak mengetahui isi gagasan dan ide para kandidat calon Walkot dan Wawalkot. “Jangan hanya ber ‘jualan’ nama besar melalui pencitraan dengan melakukan ‘blusukan’ sebagai bentuk pembodohan masyarakat,” tegasnya.

Pegiat masalah kesejahteraan masyarakat ini pun berharap pada partai politik maupun tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar bisa memberikan suril tauladan yang baik bagi rakyat.

“Mereka bisa menjadi role model yang baik agar dapat menjadi panutan bagi masyarakatnya sendiri,” tegas Kusumo.

Bukan tanpa alasan hal itu disampaikan Kusumo, karena sebelumnya pernah didatangi sejumlah pelaku UMKM, yang mengeluhkan lokasi tempat usahanya yang terancam digusur berdalih revitalisasi.

“Para pelaku UMKM pun pernah mencoba berkomunikasi dengan dinas terkait, namun tidak mendapat respon positif, padahal warga Solo asli dan ber-KTP Solo,” paparnya.

Untuk itu, Kusumo pun mengajak kepada masyarakat agar dalam Pilkada 2024 nanti mencermati rekam jejak para kandidat. Jangan terpesona dengan tampilan luar semata yang kecenderungannya justru menipu. (*/ian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *